Taqwa : berarti menjalankan segala perintah Allah SWT. serta menjauhi segala larangan Allah SWT. Taqwa tidak akan pernah sempurna sebelum seseorang meninggalkan segala perbuatan yang rendah (hina/ buruk). Selain itu, hanya orang yang berusaha keras untuk mengerjakan segala bentuk kebaikan yang akan mendapatkan nilai ketakwaan yang sempurna meski sekecil apapun kebaikan tersebut, karena dimata Allah tidak akan ada sebutir pasirpun dari amal kebaikan yang tidak dibalas “dan barang siapa berbuat kebaikan sebiji dzirroh saja maka dia akan mendapatinya (pahala)” QS. Al-zalzalah 7. Semua tertulis didalam sebuah kitab catatan amal masing – masing (ْ.) لَوْحٌ الْمَحْفُوْظ
Dengan jalan amal sholih, seseorang dikatakan sedang menempuh perjalanan mendekati Allah (taqarrub), dan siapa yang berpegang pada jalan kebenaran dia akan selamat di dunia dan di akhirat.
Diantara sebab untuk memperoleh nilai ketaqwaan yang tinggi dimata Allah antara lain : manusia hendaknya sadar bahwa sesungguhnya dirinya adalah mahluk yang rendah, dan tidak boleh merendahkan orang yang lain, manusia diciptakan dari tanah pada awalnya, selanjutnya diciptakan dari setetes air yang hina.
Manusia mudah sekali untuk mengeluh jika mendapat cobaan, putus asa, dan banyak yang menyalahkan orang lain serta menyalahkan Tuhan, sedangkan disaat dia mendapatkan kenikmatan dia lupa bersyukur, hingga ujungnya banyak yang merasa enggan membantu orang yang membutuhkan, padahal di sekitar kita masih banyak di jumpai anak – anak kecil yang seharusnya sekolah, dengan bermodal gelas plastik bekas, mereka berjuang mendapatkan sepeser rupiah untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kita harus sadar bahwa mereka adalah mahluk Allah, di dalam berbuat baik kita tidak boleh membeda– bedakan mereka. Allah Maha Kuasa atas segalanya, dengan kehendaknya langit telah tercipta, bumi telah berputar, matahari telah bersinar, bintang telah bercahaya dan angkasa luas tercipta.
Sebagai manusia yang sangat lemah tentunya kita tidaklah patut durhaka kepada Allah Tuhan alam semesta, karena pada setiap kepala, Allah menyuruh seorang malaikat untuk mengikuti kemanapun kita pergi, dan Allah Maha Mengetahui apapun yang kita sembunyikan di dalam hati dan pikiran kita.
Allah telah memberikan kita nikmat yang tiada tara, semenjak kita membuka mata kita, mulai dari bangun tidur, berapa banyak oksigen yang kita hisap ?, berapa kali jantung memompa darah keseluruh tubuh ?, dan berapa ribu kata mulut kita berbicara ?, namun Allah tidak pernah meminta manusia untuk membayar pajak atau royalti dari fasilitas yang kita dapatkan. Oleh karena itu marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah SWT.
Seorang Muslim yang baik tentunya kita harus tahu dan sadar bahwa setiap awal pasti ada akhir, setiap hidup pasti ada mati, karena setiap yang hidup telah ditetapkan ajalnya oleh Allah Swt. Lantas bagaimana kita mempertanggung jawabkan seluruh amal perbuatan kita di hadapan Allah yang disaksikan seluruh mahluk dari jaman Nabi Adam sampai akhir kiamat nanti, tentunya kita akan merasa sangat malu jika keburukan kita diketahui oleh orang lain.
Setiap orang akan dihadapkan pada 2 jalan ke surga dan neraka, kita harus sadar bahwa manusialah yang memilih diantara 2 jalan tersebut, janganlah kita menjadi munafik dengan menyalahkan iblis atau setan yang dikambing hitamkan, kita sadar betul semua itu adalah tergantung kita sendiri, karena jika tidak kita ikuti jalan keburukannya, tentunya iblis tidak mampu berbuat apapun, dan jika kita ikuti rayuannya maka sesungguhnya kitalah yang telah membuat pilihan.
Sebagai hamba yang beriman tentunya mempunyai motifasi tinggi yang juga diharapkan dapat menjadi motifator bagi orang lain di dalam dan di luar lapangan. Bersama dengan itu dia akan selalu berusaha berbakti kepada orang tua, serta berusaha lebih baik terhadap semua orang, jika hal itu dilakukan maka bukan tidak mungkin akan menjadi pribadi yang disayangi dan dihormati orang lain, sedang di akhirat akan mendapatkan buah dari amal sholihnya berupa kenikmatan surga beserta seluruh fasilitasnya serta dipuji oleh penghuni langit.