Teknisi.
Penuh dengan manipulasi.
Komponen besar kecil menjadi amunisi.
Tak hanya tindakan pikiranpun frustasi.
Omset yang dihasilkan hanya imajinasi.
Konsumen taunya harus terkondisi.
Coba lah sekali kali cek lokasi.
Supaya melihat apa yang di eksekusi.
Memang khusus teknisi.
Beda sangat dengan praktisi.
Yang mengacu pada rehabilitasi.
Serta fokus pada konsumsi.
Tanpa hiraukan galau teknisi.
Bisa kok sinkronisasi.
Dengan sosialisasi.
Jangan hanya negoisasi.
Pasti terlihat sebuah fantasi.
Kalem mawon wahai teknisi.
Kamu adalah gerbang globalisasi.
Selalu menghasilken kreasi.