Tetap Tenang



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرً
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al Insyirah : ayat 5)

Allah berfirman:
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka.” (QS. Al An’am [6]: 151)

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا . وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Thalaq [65]: 2-3)


Bismillaah,
Pada kesempatan kali ini, saya akan sedikit membahas tentang pendidikan karakter sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Dalam Islam, istilah karakter dikenal dengan akhlak (mulia). Dalam teori psikologi karakter dikenal dengan sebutan Emotional Quotient (EQ) atau Character Quotient . Tentunya, saya akan menjelaskan terlebih dahulu, apakah karakter itu =)
Apakah Karakter?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti:
1.    Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain.
2.    Karakter juga bisa bermakna “huruf”. Terkait hal yang kita bahas, tentunya definisi pertama yang kita gunakan.
Menurut (Ditjen Kementerian Pendidikan Nasional), Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.
W.B. Saunders (1977) menjelaskan bahwa karakter adalah sifat nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh individu, sejumlah atribut yang dapat diamati pada individu.
Gulo W (1982) menjabarkan bahwa karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap.
Kamisa (1997), mengungkapkan bahwa karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak.
Dari berbagai definisi di atas, saya definisikan karakter sebagai
cara berpikir dan berperilaku baik yang dimiliki oleh individu untuk bisa diterima dalam menjalankan peran bermasyarakat yang sesuai dengan standar norma yang berlaku.
Apakah Pendidikan karakter ?
Pendidikan yang ditujukan untuk membantu mengembangkan (moral) anak sehingga anak bisa diterima secara sosial, dalam menjalankan peran bermasyarakat dan berperilaku sesuai dengan standar moral.
Dan sama seperti karakter yang dikenal dengan berbagai istilah, Untuk istilah pendidikan karakter pun ada bemacam-macam, misalnya pendidikan akhlak, social and emotional learning, life skills education, ethical reasoning and emotional quotient (E.Q.) teaching Apa pentingnya pendidikan karakter ?
Nabi shallallahu alaih wa sallam bersabda, “ Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (Al Bukhari)
Akhlak (Mulia) adalah perhiasan yang paling utama karena orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Dengan akhlak yang baik, seorang mukmin dapat mencapai derajat seperti orang yang siang harinya selalu berpuasa dan dimalam hari selalu shalat malam.
“Tidak ada sesuatupun yang lebih berat dalam timbangan daripada akhlak yang baik.”(HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi),
Nabi shallallahu alaih wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang terbaik dari kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya.”(Muttafaqun alaih)
Rasulullaah shallallahu alaih wa sallam pernah bertanya kepada para sahabat, “Maukah aku kabarkan kepada kalian siapa yang tempat duduknya paling dekat denganku pada hari kiamat?” orang-orang pun terdiam, maka Rasulullah shallallahu alaih wa sallam pun mengulangnya dua atau tiga kali. Lantas mereka pun menjawab, “Ya, wahai Rasulullah.” Maka beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.”(HR. Ahmad dan al-Bukhari)
Oleh karena itu, para ulama terdahulu selalu mengajarkan anak-anak mereka mempelajari adab dan akhlak terlebih dahulu sebelum mereka menuntut ilmu. Berikut perkataan beberapa imam terdahulu yang menyatakan tentang pentingnya mempelajari adab menuntut ilmu.
1.     Imam Sufyan ats-Tsauri (wafat th, 161 H) berkata “Mereka tidak menyuruh/mengirimkan anak-anak mereka untuk menuntut ilmu, hingga mereka mempelajari adab dan beribadah selama 20 tahun”
Beliau juga mengatakan, “Adab itu 2/3 ilmu.”
2.     Imam Muhammad bin Sirin (wafat th.110 H) berkata, “ Mereka (Salafush Shalih) mempelajari petunjuk Nabi ( tentang Adab) sebagaimana mereka belajar ilmu.”
Dalam ilmu psikologi, Daniel Goleman menjelaskan dalam bukunya ‘Emotional Intelligence’ bahwa jika kita tidak mampu mengelola aspek perasaan atau emosi kita dengan baik, maka kita tidak akan mampu menggunakan aspek kecerdasan konvensional/ kognitif kita (IQ) secara efektif.
Ia juga mengatakan bahwa kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang hanya sekitar 20 % dan 80 % sisanya ditentukan oleh faktor-faktor kecerdasan emosional. Pada akhirnya, memang banyak sekali penelitian terkait EQ yang menunjukkan bahwa EQ berperan sangat penting dalam keberhasilan hidup seseorang, baik dalam pekerjaan, pendidikan, dan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi sehari-hari.
Penelitian lain menyebutkan bahwa anak-anak yang mampu mengendalikan dirinya untuk menunda mendapatkan suatu hal yang menyenangkan (postponement of pleasure or gratification) akan lebih baik dalam menyesuaikan diri ketika dewasa, berprestasi lebih baik di sekolah, dan menjalani hidup yang baik ketika dewasa.
Penelitian Martin Seligman tentang optimisme pada pekerja menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki skor optimis lebih tinggi menunjukkan kinerja yang lebih baik.
Orang-orang yang memiliki skor kepekaan non verbal yang baik (empati) lebih sukses dalam pekerjaan dan hubungan sosial.
Orang-orang yang memiliki kecerdasan spiritual yang baik memiliki EQ yang baik pula.
Sekolah yang menerapkan program emotion learning untuk membantu siswa melakukan manajemen marah, grustasi, kesendirian, dalam beberapa hari mengalami penurunan jumlah siswa yang berkelahi di waktu istirahat siang.
Daniel Goleman memformulasikan gagasannya dalam kerangka kecakapan emosi yang meliputi kecakapan Intrapersonal intelligence dan kecakapan interpersonal intelligence.
1. Intrapersonal intelligence merupakan kecakapan mengenali perasaan dalam diri kita sendiri yang   terdiri dari:
1.    Kesadaran diri (self awareness) : memahami emosi diri, penilaian pribadi dan percaya diri.
2.    Pengaturan diri meliputi (self regulation) : pengendalian diri (emosi), dapat dipercaya, waspada adaptif                     dan inovatif.
3.    Motivasi diri (self motivation): dorongan berprestasi, komitmen, inisiatif dan optimis.
Orang-orang dengan kemampuan interpersonal yang baik akan mampi melewati masa-masa yang sulit seperti depresi, perasaan tidak berdaya, moody, cemburu, penyesalan, yang memnuatnya tidak bahagia. Orang dengan EQ yang baik akan menjalani hidup yang bahagia sebagai individu.
2. Interpersonal intelligence merupakan kecakapan dalam berhubungan dengan orang lain yang terdiri dari :
1.     Empati (empathy): memahami orang lain, pelayanan, mengembangkan orang       lain, mengatasi keragaman dan kesadaran politis
2.     Kemampuan Sosial (social skill): pengaruh, komunikasi, kepemimpinan, katalisator perubahan,   manajemen konflik, pengikat jaringan, kolaborasi dan koperasi serta kerjasama tim.
Orang-orang dengan kemampuan interpersonal yang baik akan lebih efektif dalam berhubungan dan bekerjasama dengan orang lain meskipun melewati hal-hal yang sulit. Lebih sukses dalam karier baik di kantor maupun di rumah.
Bagaimana agar kita dapat menjadi pribadi yang berkarakter atau memiliki akhlak yang mulia?
Sebagai muslim, jalan atau cara yang termudah dan paling utama untuk bisa berakhlak mulia adalah dengan meneladani Rasulullah shallallahu alaih wa sallam, karena akhlak beliau adalah Al-Quran. Beliau adalah manusia yang memiliki akhlak yang terbaik. Beliau memberi orang yang menghalang-halanginya, memaafkan orang-orang yang menzaliminya, menyambung tali silaturahim kepada keluarga yang memutuskan hubungan dengannya, dan berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepadanya. Ini semua adalah dasar-dasar akhlak.
Allah Taala berfirman, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(al-Ahzaab : 21) dan “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah.”(al-A’raaf : 199-200) Siapa Yang Mengajarkan Pendidikan Karakter?
Ajaran agama kita dan semua teori Psikologi menjelaskan bahwa orang tua (care giver) yang merupakan sumber pertama dan utama bagi anak untuk tumbuh dalam hidupnya bertanggung jawab dan berperan penting dalam mengajarkan pendidikan karakter ini.
Bagaimana Tahapan perkembangan anak dan Pendidikan Karakternya?
Menurut Erik Erikson(1963), ada 8 tahap perkembangan psikosial manusia. Sejak usia bayi hingga usia remaja ada 5 tahap, yaitu:
1. Trust vs Mistrus
Tahap ini berlangsung pada masa oral, pada umur 0-1 tahun atau 1,5 tahun (infancy).Poin pembentukan karakter yang harus diperhatikan pada masa ini adalah MEMBUAT BAYI PERCAYA KEPADA LINGKUNGAN, karena :
·          bayi sepenuhnya bergantung pada kualitas dan kesungguhan caregiver-nya.
·         butuh kepekaan caregiver untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan bayi karena bayi belum mampu mengungkapkan kebutuhannya kecuali dengan menangis yang tentunya banyak penyebabnya.
·         bila bayi telah berhasil membangun rasa percaya terhadap si penjaga, bayi akan merasa nyaman & terlindungi di dalam kehidupannya.
·         bila penjagaannya tidak stabil & emosi terganggu, bayi akan merasa tidak nyaman dan tidak percaya pada lingkungan sekitar.
·          kegagalan mengembangkan rasa percaya, menyebabkan bayi akan merasa takut dan yakin bahwa lingkungan tidak akan memberikan kenyamanan bagi bayi tersebut, sehingga bayi tersebut akan selalu curiga pada orang lain.
Dalam Islam, fase ini adalah masa bayi (0 hingga 2 tahun)
Pada fase ini orang tua anak perlu untuk mengembangkan kasih sayang secara dua arah dimana ibu memberikan kasih sayangnya dan dalam waktu bersamaan juga menstimulus/ mengembangkan kemampuan anak memberikan respon terhadap kita.
Caranya?
a. Caregiver SIAP untuk SELALU bersikap penuh kasih sayang, lembut dan sabar kepada anak.
bagaimana anak bisa percaya sama dunia nya sedangkan ortunya udah stress duluan repot segala macam punya anak.. dan marah2 ? =)
b. Peka kebutuhan bayi. Tetap sabar, penuh kasih sayang, dan lembut dalam menstimulusfisik anak, menerima perasaan-perasaan bayi dan tidak membiarkan bayi menangis terlalu lama.
c Tidak membandingkan-bandingkan perkembangan bayi karena tiap bayi punya perkembangan unik masing-masing. Minimal sekali, orang tua mengetahui milestone perkembangan fisik anak sehingga tau kapan masa aman dan tidak aman untuk setiap perkembangan fisik anak.
d. Komunikatif dengan bayi. Banyak orang tua yang tidak mengobrol atau malas mengobrol dengan bayinya.
Alasannya ? karena anaknya juga belum bisa ngomong.. ngga ngerti… ngga ngerespon juga.. ngapain diajak ngomong…
Lho.. kalau bayinya ngga diajak-ajak ngomong, kapan bisa bicaranya… karena kemampuan verbal kan ngga datang dengan sendirinya, butuh distimulus…..
e. Perbanyak sentuhan fisik yang penuh kasih sayang… pelukan, ciuman, usapan, belaian, dll…
f. Perbanyak juga kata-kata positif, misalnya
‘ayah bunda sayang kamu…’
‘masya Allaah cantiknya, pintarnya, kuatnya, hebatnya..
Menyemangati anak setiap kali anak berhasil melakukan gerakan tertentu, ntah itu ketika anak mulai miring-miring, tengkurap, membolik balik badan, dll..
Selalu berikan masukan positif, STOP untuk ragu memuji anak, mengatakan bahwa kita bangga padanya..!
Saat ini, seharusnya tidak ada lagi orang tua- orang tua yang berpikir bahwa memberikan kasih sayang cukup lewat perilaku, apalagi uang… Padahal salah satu kebutuhan penting manusia adalah perasaan yakin bahwa dirinya ‘baik’, ‘berarti’, ‘dicintai’ oleh orang tuanya, keluarganya, gurunya, lingkungannya, dll.. dan itu didapatkan lewat kata-kata verbal yang dengan sangat jelas diterima oleh anak. Karena seperti manusia normal, anak tidak dapat membaca pikiran orang lain.
g. Yakinkan anak bahwa ia tidak sendirian.
Hingga usia sekitar 8-9 bulan, bayi hanya paham bahwa sesuatu yang ada jika terlihat olehnya. Jika tidak terlihat maka objek itu tidak ada atau hilang (object permanence). Oleh karena itu jika ingin meninggalkan bayi, mulai dengan mengatakan padanya/izin (walau bayi mungkin belum paham) dan usahakan tetap memperdengarkan suara kita hingga terdengar oleh bayi agar bayi merasa aman dan nyaman, bahwa caregiver-nya tidak meninggalkannya. Ajarkan bayi permainan cilukba/peek a boo sejak usia 7-8 bulan agar bayi dapat mulai paham bahwa sesuatu yang tidak terlihat di matanya sebenarnya tetap ada dan tidak menghilang. Pada usia yang lebih besar lagi, ajak bermain permainan menyembunyikan barang, mainan atau semacamnya untuk dicari oleh bayi.
Setelah anak merasa percaya pada dunianya, anak akan merasa aman, diterima seutuhnya sehingga ia akan merasa yakin untuk melakukan dan meminta sesuatu yang dibutuhkannya. Dengan demikian karakter Percaya Diri yang insya Allah akan terbentuk. Percaya diri inilah yang menjadi fokus kita selanjutnya dan akan sangat membantu anak menghadapi kehidupannya. 2. Otonomy vs shame and doubt (Otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu)
Tahap ini merupakan tahap anus-otot (anal/mascular stages), masa ini disebut masa batita yang berlangsung mulai usia 1-3 tahun (early childhood). Saat ini, bayi sudah disebut dengan anak (di atas 1 tahun, bukan bayi lagi =)) .
Dalam Islam, masa anak-anak (2-7 tahun atau disebut dengan fase thufulah)
Pada fase inilah merupakan fase penting memberikan pondasi dasar tauhid pada anak melalui cara aktif agar anak terdorong dan memiliki tauhid aktif dimana anak mau melakukan sesuatu yang baik semata menurut Allah.
Fase ini fase penting penanaman pondasi bagi anak. Tinggal cari cara nih bagaimana menerapkannya.
Poin pembentukan karakter yang harus diperhatikan pada masa ini adalah MEMBUAT ANAK PERCAYA DIRI, karena :
– Pada masa ini anak cenderung aktif mencoba-coba dalam segala hal, baik eksplorasi fisiknya maupun lingkungan, sehingga orang tua dianjurkan untuk tidak terlalu membatasi ruang gerak serta kemandirian anak.
– Pembatasan ruang gerak pada anak dapat menyebabkan anak akan mudah menyerah dan tidak dapat melakukan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain.
– Kebebasan tersebut tentunya berbatas agar anak tidak semau-maunya.
– Anak yang terlalu diberi kebebasan akan cenderung bertindak sesuai yang dia inginkan tanpa memperhatikan baik buruk tindakan tersebut.
– Penting bagi anak untuk dapat belajar tentang kontrol diri dan harga diri.
Caranya? a. Caregiver selalu berkata- kata positif, siap untuk menyemangati anak ketika melakukan sesuatu, memberikan pujian, bersyukur, berterimakasih untuk anak.. dan tentunya, penting bagi caregiver untuk punya stok perbendaharaan kata yang tepat untuk setiap situasi.
>jangan cuma pinter, hebat… nanti anak malah bingung kok aku dibilang hebat dan pinter mulu sih….
Misalnya, bangganya bunda sama kamu.. masya Allah, mandirinya mau makan sendiri, lincahnya larinya, Nak.. Gesitnya ambi barang-barangnya… Sabarnya, mau nungguin bunda selesai mandi.. sopannya, berbicara dengan lemah lembut.. Terimakasih anak penolong, mau bantuin bunda beresin mainannya.. dll
b. Menyiapkan rumah yang aman agar anak mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk bereksplorasi.
c. Berempati dan melatih anak2 untuk mengenali emosinya.. apakah ia sedang marah, kesal, senang, sedih,  bahagia, dll
Ketika anak bermasalah, orang tua nomor 1 harus melakukan empati…! bayangkan bagaimana rasanya menjadi anak… tanyakan dulu apa emosi yang dirasakannya… bantu anak untuk tahu apa yang ia rasakan.. karena mengenali emosi ini akan sangat membantu anak untuk merasa dipahami dan dterima oleh orang tua..
d. Sejak anak memasuki usia 2 tahun, fase ini adalah waktunya bagi ortu mengenalkan ‘peraturan’ tegas dan konsisten namun tetap dengan penuh kelembutan dan kasih sayang… karena masa-masa ini apalagi setelah fisik nya lebih sempurna, anak akan akan semakin giat mengeksplorasi ini itu dan kita akan mulai mengalami sendiri bagaimana tantrum pada anak =))
Mengapa sejak awal kita harus lembut?
Karena harapannya, sejak awal kita ingin memiliki anak yang berhati LEMBUT. sehingga kalau anak ‘macem2’ di usia ini dan ke depannya, kita ngga perlu ngomel2 luar biasa untuk mengingatkannya.. =) e. Orang tua terus berlatih untu berpikir positif..! tidak judging apalagi labelling
Misalnya, kalau anak susah diingatkan, berarti anak kita persisten, berpendirian teguh, gigih.. ini adalah modal yang baik untuk seeemua anak…
Kalau anak semau2 nya, ngga ikut aturan?
Berpikirlah bahwa berarti anak kita kreatif dan masih belajar untuk mengenali peraturan yang kita ajarkan =)
Kalau anak manjat-manjat lari kesana kesini
Berpikirlah bahwa anak kita aktif, sehat, lincah
Orang tua harus pintar membuat label positif untuk anak agar anak terus percaya diri. Karena pada masa selanjutnya, kita berharap bahwa anak kita memiliki kemandirian, percaya pada kemampuannya sendiri, merasa disayangi orang tua, merasa ia mampu melakukan sesuatu, merasa bangga bahwa ia dapat melakukan hal yang baik, berani mengungkapkan yang diinginkannya, merasa bahagia, sehingga ketika di dalam lingkungannya pun ia tidak akan ragu-ragu, mau berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dan MENGAMBIL INISIATIF untuk suatu tindakan yang akan dilakukan. Inisiatif inilah yang menjadi fokus perkembangan karakter di tahap selanjutnya.
3. Inisiatif vs Guilt ( Inisiatif vs rasa bersalah)
Tahap ini dialami pada anak saat usia 4-5 tahun (preschool age).
Poin pembentukan karakter yang harus diperhatikan pada masa ini adalah penanaman semua nilai-nilai/karakter baik dalam berbagai situasi dengan cara yang baik pula, karena:
– Anak-anak pada usia ini mulai berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya sehingga menimbulkan rasa ingin tahu terhadap segala hal yang dilihatnya
– Mereka mencoba mengambil banyak inisiatif dari rasa ingin tahu yang mereka alami.
-Akan tetapi bila anak-anak pada masa ini mendapatkan pola asuh yang salah, mereka cenderung merasa bersalah dan akhirnya hanya berdiam diri.
– Sikap berdiam diri yang mereka lakukan bertujuan untuk menghindari suatu kesalahan-kesalahan dalam sikap maupun perbuatan.
Oleh karena itu, orang tua harus sangat cerdas dalam memanfaatkan kesempatan dalam setiap situasi kehidupan yang dihadapi oleh anak. Tentunya tetap dengan menyesuaikan perkembangan kognitif anak yang belum sempurna sehingga harus melakukannya berulang-ulang karena anak tidak akan langsung dapat memahami apa yang kita ajarkan.
Caranya?
a. Dengan mengajarkan dan menjadi contoh (uswah/keteladanan) dalam mengerjakan amalan -amalan utama, yaitu bertauhid pada Allah, sholat tepat waktu, berbakti pada orang tua
b. Mengajarkan bagaimana memenuhi kebutuhan fisiologis diri dan menjaga diri, seperti- makan dan minum tepat waktu
– tidur dan bangun tepat waktu
– menyemangati anak untuk tidur sendiri
– menjaga aurat (mandi terpisah dengan anak, buka baju di kamar mandi, menunjukkan aurat hanya pada orang-orang tertentu, dan yang boleh memegang aurat hanya orang-orang tertentu, dll)
– berolahraga, bermain dan melakukan aktivitas lainnya
c. Mengajarkan anak-anak untuk mengenali ‘fungsi’ nya dalam lingkungan, misalnya- memberikan ‘tugas’ di rumah untuk bertanggung jawab, misalnya membereskan mainannya sendiri, membereskan tempat tidur, dll yang tentunya tetap dengan bimbingan dan ditemani orang tua
– membantu ibu mengerjakan pekerjaan rumah yang sangat ringan
– mengenalkan sekolah dan tata tertib nya (bagi yang ingin menyekolahkan)
– mengenalkan sholat di mesjid, namun jika anak belum mampu untuk tertib boleh ditunda dulu, sesuai kesiapan anak
– mengajarkan dan mengaplikasikan nilai-nilai baik lainnya seperti bersilaturahim, memuliakan tetangga, berbuat baik pada teman, bersedekah, bergaul dan bersabar, menjaga persaudaraan, berbicara yang baik, berbuat jujur, berlaku adil, penyayang, cinta kebersihan
d. Terus berikan kebebasan dan arahan pada anak untuk bereksperimen dalam lingkungannya, Pada fase ini anak akan memberikan kita banyakk pertanyaan- pertanyaan… dan sebisa mungkin kita harus memberikan waktu untuk menjawab pertanyaan anak. Agar maka anak cenderung akan lebih banyak mempunyai inisiatif dalam menghadapi masalah yang ada di sekitarnya. Sebaliknya apabila anak selalu dihalangi keinginannya, dan dianggap pertanyaan atau apa saja yang dilakukan tidak ada artinya, maka anak akan selalu merasa bersalah.
e. Aturan terus berikan dengan konsisten.
Perlu dipahami bahwa pada masa ini semua aturan-aturan tersebut masih dalam proses belajar bagi anak.. yang tentunya akan dilewati dengan jatuh bangun. Jika masa-masa sebelumnya dilewati dengan baik, insya Allah pada masa ini sebenarnya anak sudah mulai dapat memilah milih mana hal yang baik mana yang buruk. Nilai-nilai agama, norma sosial sudah mulai ditangkap anak dengan keterbatasannya.
Keterbatasan kognitif anak membuat anak tidak bisa langsung mencerna dan mengaplikasikan nilai2 baik yang kita ajarkan… benar-benara butuh kesbaran dan pengulangan-pengulangan….. agar mereka dapat ‘deal’ dengan aturan lingkungan.. dapat mulai mampu untuk mengontrol dan menguasai diri ketika ingin sesuatu.. ingin melanggar aturan.. atau menahan diri ketika ada masalah dengan temannya..dllBagaimanapun secara kognitif, cara berpikir anak masih egosentris. Yaitu hanya mampu memandang sesuatu dari satu sudut pandang, yaitu dirinya sendiri. Di bawah ini ada beberapa karakter lain dengan hadits yang mendukung, yang dapat kita tanamkan untuk anak-anak kita:
– Berkata-kata baik, berempati
Allah Taala berfirman, “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”(al-Qolam : 4) Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma mengatakan, “Nabi shallallahu alaih wa sallam bukanlah orang yang kasar dan suka berkata-kata kotor.
Anas bin Malik radhiyallahu ahu mengatakan, “Aku telah melayani Rasulullah shallallahu alaih wa sallam selama sepuluh tahun, tidak pernah aku mendengar beliau mengatakan ‘ah’ kepadaku, atau ‘kenapa sih kamu mengerjakannya?’ atau ‘ayo kerjakan!’”(Muttafaqun ‘alaih)
– Dermawan, mau berbagi, meminjamkan mainan
Jabir radhiyallahu anhuma mengatakan, “Rasulullah shallallahu alaih wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan sifat dermawan beliau akan lebih lagi pada bulan Ramadhan, ketika Jibril menemuinya. Biasanya Jibril menemui beliau pada tiap malam di bulan Ramadhan untuk mengajarkan Al-Quran kepada beliau. Maka sungguh, Rasulullah shallallahu alaih wa sallam adalah orang yang lebih dermawan dalam menyebarakan kebaikan daripada angin yang berhembus.”(Muttafaqun alaih)
Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata, “Rasulullah shallallahu alaih wa sallam tidak pernah diminta apapun untuk kepentingan Islam kecuali pasti beliau berikan.” Anas melanjutkan, “Pernah seorang laki-laki datang dan diberi banyak sekali kambing oleh Nabi shallallahu alaih wa sallam. Kemudian orang itu pun pulang ke kaumnya dan berkata, “Wahai kaumku, masuk Islamlah kalian karena Muhammad adalah orang yang suka memberi pemberian yang tidak takut miskin.”(HR. Muslim)
– Pemalu, menjaga aurat
Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Nabi shallallahu alaih wa sallam adalah seorang yang lebih pemalu daripada gadis dalam pingitan. Apabila melihat sesuatu yang tidak beliau senangi, maka kami akan mengetahuinya dari raut wajah beliau.”(Muttafaqun alaih)
– Rendah hati, tidak sombong, berkata benar
Umar bin al-Khaththab radhiyallahu anhu mengatakan, “Aku mendengar Nabi shallallahu alaih wa sallam bersabda, “Janganlah kalian menyanjungku sebagaimana orang-orang Nashara menyanjung putra Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah hamba dan utusan-Nya.”(HR. al-Bukhari)
– Pemberani, percaya diri, optimis, kepemimpinan
Anas bin Malik radhiyallahu anhu mengatakan, “Rasulullah shallallahu alaih wa sallam adalah orang yang paling baik, paling dermawan, dan paling berani. Pernah pada suatu malam penduduk Madinah dikejutkan dengan sebuah suara. Maka orang-orang pun pergi ke arah suara itu. Namun ternyata mereka berjumpa dengan Rasulullah shallallahu alaih wa sallam sedang kembali dan telah mendahului mereka menghampiri suara tersebut. Beliau menunggangi kuda milik Abu Talhah sambil memikul pedang dipundaknya. Beliau pun berkata, “Jangan khawatir, jangan khawatir.. !”(Muttafaqun alaih)
Ali radhiyallahu anhu berkata, “Sungguh, ketika perang Badr, kami berlindung disisi Rasulullah shallallahu alaih wa sallam, sedangkan beliau adalah orang yang paling dekat dengan musuh dan paling banyak mendapat kesulitan.”(HR. Ahmad)
– Lemah lembut
Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, “Pernah seorang arab badui datang dan kencing di Masjid. Maka orang-orang segera mencela dan ingin memukulinya. Melihat hal itu Nabi shallallahu alaih wa sallam pun berkata kepada mereka, “Biarkan dia, siramlah air kencingnya itu dengan setimba atau seember air. Sesungguhnya kalian diutus untuk memudahkan bukan menyulitkan.”(Muttafaqun ‘alaih) dan beliau pernah bersabda, “Mudahkanlah, jangan menyulitkan, dan tenangkanlah, jangan membuat orang lari!”(Muttafaqun alaih)
Aisyah radhiyallahu anha mengatakan, Rasulullah shallallahu alaih wa sallam pernah berkata, “Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah adalah Zat Yang Maha lembut, yang suka dengan kelembutan. Dia memberi atas kelembutan itu sesuatu yang tidak diberikan atas kekasaran atau yang selainnya.”(Muttafaqun alaih)
– Pemaaf, mampu mengendalikan diri
Allah Taala berfirman, “(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”(al-Maaidah : 13)
Aisyah radhiyallahu anha mengatakan, “Tidak pernah Rasulullah shallallahu alaih wa sallam diberi dua pilihan kecuali beliau memilih yang paling mudahnya, selama perkara itu bukan suatu dosa. Jika perkaranya adalah dosa, maka beliau adalah orang yang paling menjauhinya. Beliau tidak pernah murka karena dirinya sendiri. Hanya saja beliau murka ketika kehormatan Allah terlanggar, beliau murka karena Allah.”(Muttafaqun ‘alaih)
Masa-masa lima tahun pertama anak atau yang sering disebut dengan golden age, sangat penting sekali bagi anak untuk kita optimalkan. Karakter-karakter yang sudah kita tanamkan di masa ini insya Allah akan sangat membantu anak dan terlihat pada masa-masa setelahnya, ketika anak-anak terjun ke lingkungannya, wallohu a’lam.. =)
4. Industrial vs Inferioritas
Tahap ini merupakan tahap usia 6-12 tahun (school age).
Dalam Islam, fase ini disebut masa tamyiz (7-10 tahun).
Di fase ini anak sudah mulai mampu membedakan baik dan buruk berdasarkan nalarnya sendiri sehingga di fase inilah kita sudah mulai mempertegas pendidikan pokok syariat.
Poin pembentukan karakter yang harus diperhatikan pada masa ini adalah keuletan/kegigihan/ kerajinan dalam melakukan tugas-tugasnya serta anak bangga pada dirinya sendiri (menghargai dirinya sendiri, serta merasa dirinya berhasil menjalankan peran-perannya), karena:
– Pada fase ini anak mulai keluar dari lingkungan keluarga ke lingkungan sekolah sehingga semua aspek memiliki peran misal orang tua harus selalu mendorong, guru harus memberi perhatian, teman harus menerima kehadirannya
– Namun anak tidak selalu mendapatkan itu semua dalam lingkungan sehingga orang tua harus paham tentang kondisi sekolah anak, teman sepermainanya, dlsb.
– Pada usia ini anak dituntut untuk dapat merasakan bagaimana rasanya berhasil memenuhi tuntutan lingkungan sehingga anak mengembangkan sikap rajin.
– Jika anak tidak dapat meraih sukses karena mereka merasa tidak mampu (inferioritas), anak dapat mengembangkan sikap rendah diri.
Pada tahap ini, anak akan punya keinginan untuk menghasilkan sesuatu yang bersifat intelektual dan diterima lingkungan… anak sudah mulai masuk ke lingkungan yang lebih luas, anak menyadari kebutuhan untuk mendapat tempat dalam kelompok seumurnya. Anak harus berjuang untuk mencapai hal tersebut. Bila dalam kenyataannya ia masih dianggap sebagai anak yang lebih kecil baik di mata orang tua maupun gurunya, maka akan berkembang perasaan rendah diri. Anak yang berkembang sebagai anak yang rendah diri, tidak akan pernah menyukai belajar atau melakukan tugas-tugas yang bersifat intelektual. Yang lebih parah, anak tidak akan percaya bahwa ia akan mampu mengatasi masalah yang dihadapinya.
Dengan demikian peranan orang tua maupun guru sangat penting dalam memperhatikan kebutuhan dan kemampuan anak. Orang tua dan guru harus mampu menemukan nilai positif dan kompetensi unik yang dimiliki oleh anak.
Caranya ?
1.    Dukung anak dalam menyiapkan keperluannya, berupa pengawasan dan menyediakan media-media pembelajaran
2.    Semangati anak bahwa ia mampu menyelesaikan tugas-tugasnya
3.    Komunikatif dengan anak tentang hal-hal apa saja yang terjadi dalam kesehariannya
4.    Tetap membuat anak produktif dalam melakukan tugas-tugas di rumah
5.    Berikan motivasi untuk anak agar terus lebih baik
6.    Melakukan penerimaan dan menghargai atas setiap usaha yang telah anak lakukan. >jangan hanya memberikan kritik atau kata-kata seharusnya.. seharusnya… lebih baik lagi kalau… atau semacamnya.
7.    Terus gali minat anak
8.    Jangan mempercayakan pendidikan anak pada sekolah sepenuhnya. Aktif cari tahu bagaimana kondisi sekolah anak, teman-teman dlsb
9.    Bersahabat dengan teman-teman anak. Jangan hanya menjadi orang tua yang protektif/ malah overprotektif
10.            Tetap pantau kegiatan-kegiatan anak, lindungi anak dari kejahatan seksual, pornografi, pornoaksi, atau semacamnya.
11.            Buat kegiatan rutin keluarga yang menggembirakan, dengan ide/usul/masukan-masukan dari anak
12.            Ajak anak berpendapat, bermusyawarah tentang suatu hal dll
Kembali ke teori EQ sebelumnya, dengan demikian, kita berharap di masa mendatang anak akan memiliki kemampuan intrapersonal dan interpersonal dalam menjalani kehidupannya. Ini adalah modal dasar yang penting bagi anak, terutama ketika anak memasuki masa remaja dan setelahnya.
5. Identitas vs kekacauan identitas
Tahap ini merupakan tahap remaja, dimulai pada saat masa puber dan berakhir pada usia 12-18 tahun/anak.
-Di dalam tahap ini lingkup lingkungan anak semakin luas, tidak hanya di lingkungan keluarga atau sekolah, namun juga di masyarakat
– Pencarian jati diri mulai terjadi dalam tahap ini.
– Apabila seorang remaja dalam mencari jati dirinya bergaul dengan lingkungan yang baik maka akan tercipta identitas yang baik.
– Jika remaja bergaul dalam lingkungan yang kurang baik maka akan timbul kekacauan identitas pada diri remaja tersebut.
Dalam Islam fase ini disebut dengan Masa Amrad (10-15 tahun)
Fase ini adalah fase dimana anak mulai mengembangkan potensi dirinya guna mencapai kedewasaan dan memiliki kemampuan bertanggung jawab secara penuh. Dalam islam, fase ini juga merupakan fase dimana anak mencapai aqil baligh sehingga sudah semakin pandai menggunakan akalnya secara penuh. Salah satu yang menjadi tuntutan bagi anak kemudian adalah kepandaiannya dalam mengatur harta yang dimulai dengan kemampuan mengatur anggaran untuk dirinya sendiri.Setelah anak memasuki usia 15 tahun, dalam Islam, berarti anak telah masuk pada Masa Taklif (15-18 tahun). Pada masa ini anak seharusnya sudah sampai pada titik bernama taklif atau bertanggung jawab. Bagi lelaki setidaknya fase ini paling lambat dicapai di usia 18 tahun dan bagi anak perempuan paling lambat dicapai di usia 17 tahun. Tanggung jawab yang dimaksud selain pada diri sendiri juga tanggung jawab terhadap keluarga, masyarakat sekitar dan masyarakat secara keseluruhan.
Pada fase ini, yang menjadi fokus perkembangan karakter anak adalah anak memiliki kemampuan intrapersonal dan interpersonal yang baik dan bertanggung jawab.
Caranya? 1. Bantu anak untuk meningkatkan kemampuan intrapersonalnya denganterus memahami dirinya, yang meliputi apa yang ia rasakan, ia inginkan, apa yang ingin dicapainyadan bimbing anak dalam mencapai hal-yang diinginkannya tersebut. Pancing anak untu terus memotivasi dirinya ketika menghadapi masalah/kegagalan. Yakinkan anak bahwa setiap masalah yang terjadi diberikan Allah hanya sesuai dengan kemampuannya,
2. Bantu anak meningkatkan kemampuan interpersonalnya dengan aktif mendukung anak untuk masuk ke organisasi atau kegiatan-kegiatan bermanfaat. Sehingga anak dapat mengembangkan sikap empati dan sosialisasinya (bagaimana mendukung orang lain, mengatasi masalah, bekerja sama, berkomunikasi, dlsb.
3. Dukung anak untuk menentukan minat, mengembangkan bakat, dan fokus dalam mengejar cita-citanya.
4. Menjadi sahabat bagi anak dalam mengatasi konflik-konflik remajanya, seperti pubertas yang dihadapi, ketertarikan terhadap lawan jenis, jerawat, berpenampilan yang menarik, dll
5. Terus ingatkan anak untuk bertanggung jawab terhadap ibadah-ibadah wajibnya
6. Terus dukung anak untuk bertanggung jawab terhadap kebutuhan materinya. Bagaimana menabung, jajan, membayar uang sekolah, hang out dengan teman-teman, dll.
(Ditulis oleh Innu Virgiani, salah satu penulis di forum Ibu di facebook, FOCER)




Kitab Fathul Izar adalah karya ulama Nusantara, KH. Abdullah Fauzi Pasuruan. Menerangkan tentang perihal nikah dan yang berkaitan dengan hubungan suami-istri. 

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذي جل قدره وعز جاره الذي جعل النكاح سببا لبقاء نسل الأنام، ووسيلة الى اشتباك الشعوب والأقوام، والصلاة والسلام على سيدنا محمد المصطفى صاحب العز والصدق والوفا وعلى آله وصحبه الشرف انجوم الهدى والصفا، أما بعد:

فهذه كراسة صغير حجمها لطيف شكلها جليل قدرها عظيم نفعها تشتمل على فوائد مهمة تتعلق ببعض ما للنكاح من الحرث وأسرار أوقاته وتدبيره وما لخلقة الأبكار من العجائب والأسرار جمعتها والتقطتها ونقلتها من فحول العلماء والرجال منهم الله تعالى بنيل الفوز والإفضال سميتها بفتح الإزار في كشف الأسرار لأوقات الحرث وخلقة الأبكار والله تعالى نسأل أن يجعلها نافعة لنا ولإخواننا المسلمين ويجعلها دخيرة لنا ولوالدينا يوم لاينفع مال ولابنون الا من اتى الله بقلب سليم من آفات القلب وسوء الظن. 

إعلم أن النكاح سنة مرغوبة وطريقة محبوبة لأن به بقاء التناسل ودوام التواصل فقد حرضه الشارع الحكيم فقال عز من قائل "فانكحواما طاب لكم من النساء مثنى وثلاث ورباع" الأية وقال "ومن آياته أن خلقلكم من أنفسكم أزواجا لتسكنوا إليها وجعل بينكم مودة ورحمة" الأية وقال"وأنكحوا الأيامى منكم والصالحين من عبادكم وإمائكم ان يكونوا فقراء يغنيهم الله من فضله" الآية ومن إغنائه تعالى لهم ان الرجل قبل دخوله في قيد النكاح له يدان ورجلان وعينان وغيرها من الجوارح بحدتها فقط ولكن كلما دخل فيه صارت تلك الأعضاء تتضاعف ضعفين بزيادة أعضاء زوجته اليها الا ترى ان العروسة اذا قالت للعريس : لمن يداك؟ قال لك واذا قالت له: لمن أنفك؟ قال لك واذا قالت له ايضا: لمن عيناك؟ قال لها مجيبا ومؤنسا: لك وهكذا. وقال صلى الله عليه وسلم يا معشر الشباب من استطاع منكم الباءة فليتزوج فإنه أغض للبصر وأحصن للفرج الحديث والباءة النفقة الظاهرة والباطنة كما قيل وقال أيضا تزوجوا الولود الودود فإني مكاثر بكم الأمم يوم القيامة الحديث او كما قال وغيرها من الآيات والأحاديث.

بيان الحرث وأسرار اوقات
إعلم أن المقصود الأعظم من النكاح التعبد والتقرب واتباع سنة الرسول وتحصيل الولد والنسل لأن به بقاء العالم وانتظامه وبتركه وإهماله خرابه ودراسه ومعلوم أنه لايحصل الحصاد الا بنثر البذر على الأرض اولا وحرثها وزرعها بطرق وكيفيات معلومة عند الفلاح وانتظار المدد الى بدو الصلاح وكذلك لايحصل الولد والنسل الا ببث بذر الزوج على مزرعته وزرعته التي هي حليله قال تعالى نساؤكم حرث لكم فأتوا حرثكم أنى شئتم وقدموا لأنفسكم الآية. وسبب نزول هذه الآية ان المسلمين قالوا: انا نأتي النساء باركات وقائمات ومستلقيات ومن بين ايديهم ومن خلفهم بعد ان يكون المأتي واحدا فقالت اليهود ما انتم الا البهائم لكنا نأتهن على هيئة واحدة وانا لنجد في التوراة ان كل اتيان تؤتى النساء غير الإستلقاء دنس عندالله. فأكذب الله تعالى اليهود ففي هذه الآية دلالة على جواز اتيان الرجل زوجته على اي كيفية وحال شاء من قيام وقعود واستلقاء ومن اي جهة شاء من فوق ومن تحت ومن وراء ومن قدام وفي اي وقت شاء في الليل او النهار بعد ان كان في صمام واحد

لكن قال اهل العلم من جامع زوجته في ليلة الجمعة يصير الولد حافظا في كتاب الله تعالى ومن جامع في ليلة السبت يكون الولد مجنونا ومن جامع في ليلة الأحد يكون الولد سارقا لملك غيره اوظالما ومن جامع في ليلة الإثنين يكون الولد فقيرا او مسكينا او راضيا لأمر الله وقضائه ومن جامع في ليلة الثلاثاء يكون الولد بارا للوالدين ومن جامع في ليلة الأربعاء يكون الولد كثير العقل او كثير العلم او كثير الشكر ومن جامع في ليلة الخميس يكون الولد مخلصا في قلبه ومن جامع زوجته مع التكلم يكون الولد أبكم ومن جامع في ظلمة يكون الولد ساحرا ومن جامع مع السراج يكون الولد حسن الصورة  ومن جامع رائيا عورة المرأة يكون الولد أعمى او أعمى القلب ومن جامع سائل الزاد لسفر يكون الولد كاذبا ومن جامع تحت الشجرة المطعوم ثمرها يكون الولد مقتول الحديد او مقتول الغرق او مات في هدم الشجرة 

قال أهل العلم وينبغي للعروس أربعة أشياء أولها أخذ اليدين وثانيها مس صدرها وثالها تقبيل الخدين ورابعها قراءة البسملة عند إدخال الذكر في الفرج وقال صلى الله عليه وسلم من جامع زوجته عند الحيض فكأنما جامع أمه سبعين سنة الحديث او كما قال.

(نفيسة ظريفة) سئل بعض المشايخ عن النعم الدنيا كم هي؟فأجاب بأنها كثيرة لايحصى عددها قال تعالى: وإن تعدوا نعمة الله لاتحصوها ولكنأعظمها انحصر في ثلاثة أشياء: تقبيل النساء ولمسها وإدخال الذكر في الفرج. قال الشاعر في بحر الرجز:
ونعم الدنيا ثلاث تعتبر * لمس وتقبيل وإدخال الذكر
وقال أخر:
نعم الدنيا ثلاث تحصر * دميك كوليت عامبوع كارو بارع تورو

بيان تدبير الحرث
قال الامام العالم العلامة جلال الدين عبد الرحمن السيوطي في الرحمة: إعلم ان الجماع لايصلح الا عند هيجان الشهوة مع استعداد المني فينبغي أن يخرجه في الحال كما يخرج الفضلة الرديئة بالإستفراغات كالمسهلات فان في حبسهعند ذلك ضررا عظيما والمكثر من الجماع لايخفى هرمه سريعا وقلة قوته وظهور الشيبفيه وللجماع كيفية وهي ان تستلقى المرأة على ظهرها ويعلوها الرجل من أعلاها ولا خير في ما عدا ذلك من الهيئات ثم يلاعبها ملاعبة خفيفة من الضم والتقبيل ونحو ذلك حتى اذا حضرت شهوتها اولج وتحرك فاذا صب المني فلاينزع بل يصبر ساعة مع الضم الجيدلها فاذا سكن جسمه سكونا عظيما نزع ومال على يمينه حين النزع فقد ذكروا ان ذلك ممايكون به الولد ذكر ويمسحان فرجهما بحرقتين نظيفتين للرجل واحدة وللمرأة واحدةولايمسحان بحرقة واحدة فان ذلك يورث الكراهة واحسن الجماع ما يعقبه نشاط وطيب نفسوباقى سهوة وشره ما يعقبه رعدة وضيق نفس وموت أعضاء وغشيان وبغض الشخص المنكوح فان كان محبوبا فهذا القدر كاف في تدبير الأصلح من الجماع. 

واداب الجماع ثلاثة قبله وثلاثة حاله وثلاثة بعده اما الثلاثة التي قبله فتقديم الملاعبة ليطيب قلب الزوجة ويتيسر مرادها حتى اذا علا نفسا وكثر قلقها وطلبت إلتزام الرجل دنا منها والثانية مراعاة حال الجماع فلا يأتيها وهي باركة لأن ذلك يشق عليها او على جنبها لأن ذلك يورث وجع الحاصرة ولايجعلها فوقه لأن ذلك يورث الإعتقار بل مستلقية رافعة رجليها فإنه أحسن هيئات الجماع والثالثة مراعاة وقت الجماع اي وقت الإيلاج بالتعويذ والتسمية وحك الذكر بجوانب الفرج وغمز الثديين ونحو ذلك مما يحرك شهوتها وامااللاتي في حال الجماع فأولها كون الجهد برياضة في صمت وتوفق الثانية في التمهل عند بروز شهوته حتى يستوفي إنزالها فإن ذلك يورث المحبة في القلب الثالثة ان لايسرع بإخراج الذكر عند إحساسه بمائها فإنه يضعف الذكر ولايعزل عنها ماءه لأن ذلك يضر بها واما الثلاثة التي بعده فاولها أمر الزوجة بالنوم على يمينه ليكون الولد ذكرا ان شاء الله وان نامت على الأيسر يكون الولد أنثى حسب ما اقتضته التجربة الثانية ان يقول الذكر الوارد عند ذلك في نفسه وهو الحمد لله الذي خلق من الماء بشرا فجعله نسبا وصهرا وكان ربك قديرا. الثالثة الوضوء اذا اراد ان ينام وهو سنة وغسل ذكره اذا اراد ان يعود اليها. 

وذكر عن بعض الثقات ان من قدم اسم الله تعالى عند الجماع اي جماع زوجته و سورة الإخلاص الى آخرها وكبر وهلل وقال بسم الله العلي العظيم اللهم اجعلها ذرية طيبة  ان كنت قدرت ان تخرج من صلبي اللهم جنبني الشيطان وجنب الشيطان ما رزقتني ثم يأمر الزوجة بالإضطجاع على جنبها الأيمن فإن حملها يكون ذكرا بإذن الله تعالى ان قدر الله تعالى حملها من ذلك الجماع. ولازمت هذا الذكر والصفة فوجدته صحيحا لا ريب فيه و بالله التوفيق اهـ محذوفا بعضه. 

قال بعض المشايخ من اتى زوجته فقال في نفسه حين احس بالإنزال لايدركه الأبصار وهو يدرك الأبصار وهو اللطيف الخبير يكون الولد ان قدر الله تعالى من ذلك فائقا على والديه علما وشأنا وعملا ان شاء الله تعالى. قال في حاشية البجيرمي على الخطييب (فائدة) رأيت بخط الأزرق عن رسول الله صلى الله عليه وسلم ان من اراد ان تلد إمرأته ذكرا فإنه يضع على بطنها في أول الحمل ويقول بسم الله الرحمن الرحيم اللهم اني أسمي مافي بطنها محمدا فاجعله لي ذكرا فإنه يولد ذكرا ان شاء الله مجرب اهـ.

بيان أدعية الحرث
قال تعالى وقدموا لأنفسكم الآية اي قدموا ما يدخر لكم من الثواب كالتسمية عند الجماع وطلب الولد، روي أن النبي صلى الله عليه وسلم قال من قال بسم الله عند الجماع فأتاه ولد فله حسنات بعدد انفاس ذلك الولد وعدد عقبه الى يوم القيامة، وقال صلى الله عليه وسلم خياركم خياركم لنسائهم الحديث او كما قال، ولبعضهم فيها ترتيب عجيب وهو أن الرجل اذا اراد ان يجامع زوجته ينبغي ان يقول اولا السلام عليكم يا باب الرحمن فتقول زوجته مجيبة له وعليكم السلام يا سيد الأمين فيأخذ يديها  ويقول رضيت بالله ربا ثم يغمز ثدييها ويقول اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد ثم يقبل ناصيتها قائلا يا لطيف الله نور على نور شهد النور على من يشاء ثم بعد ذلك يميل رأسها  الى الجانب الأيسر ويقول في سمعك الله سميع مقبلا ونافخا أذنها اليمنى نفخا يسيرا ثم يميل رأسها إمالة لطيفة الى الأيمن ويقول ما ذكر في أذنها اليسرى كذلك ثم يقبل عينيها اليمنى فاليسرى قائلا اللهم انا فتحنا لك فتحا مبينا ثم يقبل خديها اليمنى فاليسرى يقول يا كريم يا رحمن يا رحيم يا الله ثم يقبل أنفها قائلا عند ذلك فروح وريحان وجنة نعيم ثم يقبل كتفها ويقول يا رحمن الدنيا يا رحيم الآخرة ثم يقبل رقبتها ويقول الله نور السموات والأرض ثم يقبل ذقنها ويقول نور حبيب الإيمان من عبادك الصالحين ثم يقبل راحتيها اليمنى فاليسرى قائلا عند ذلك ما كذب الفؤاد ما رأى ثم يقبل مابين ثدييها ويقول وألقيت عليك محبة مني ثم يقبل صدرها اليسرى بحذاء قلبها ويقول ياحي يا قيوم ثم يجامع                        

بيان أسرار خلقة الأبكار
قال أهل الفراسة والخبر بالنساء اذا كان فم المرأة واسعا كان فرجها واسعا اذا كان صغيرا كان فرجها صغيرا ضيقا قال من بحر الطويل:
إذا ضاق فم البكر ضاقت فروجها * وكان لفمها شعار لفرجها
وان كانت شفتاها غليظتين كان شفراها غليظتين وان كانتارقيقتين كانتا رقيقتين وان كانت السفلى رقيقة كان فرجها صغيرا وان كان فم المرأة شديد الحمرة كان فرجها جافا عن الرطوبة وان كانت حدباء الأنف فهي قليلة الغرض في النكاح وان كانت طويلة الذقن فإنها فاتحة الفرج قليلة الشعر وان كانت صغيرة الحاجب فإنها غامضة الفرج وان كانت كبيرة الوجه غليظة الضفائر دل ذلك على صغيرة العجيزة وكبير الفرج وضيقه وإذا كثر شحم ظاهر قدمها وبدنها عظم فرجها وكانت مخطوبة عندزوجها واذا كانت ناتئة الساقين في الصلبة فإنها شديد الشهوة لاصبر لها عن الجماع وان كانت عينها كحيلة كبيرة فإنها يدل على ضيق الرحم وصعير العجيزة مع عظم الكتف يدلان على عظم الفرج (نفيسة) قال الحكماء من وجد في المرأة عشرة أوصاف فلا ينبغي أخذها أحدها كونها قصيرة القامة الثاني كونها قصيرة الشعر الثالث رفيعة الجسد الرابع سليط
اللسان الخامس كونها منقطعة الأولاد السادس كونها عندها عناد السابع كونها مسرفة مبذرة الثامن كونها طويلة اليد التاسع كونها تحب الزينة عند الخروج العاشر كونها مطلقة من غيره اهـ.

هذا آخر ما يسر الله تعالى لنا جمعه فلله الحمد  والثناء على كل حال وازكى الصلاة والتسليم على سيدنا محمد ومن والاه خير صحب وآل ونسأل الله ان يوفقنا لصالح الأعمال وان يعم نفع هذه الكراسة الحقيرة لمن هي له من النساء والرجال آمين. قلت كما قال:
أموت ويبقى كل ما قد كتبته * فيا ليت من يقرأ كتابي دعا لي


FATHUL IZAR
Karya: KH. Abdullah Fauzi Pasuruan

 بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذي جل قدره وعز جاره الذي جعل النكاح سببا لبقاء نسل الأنام، ووسيلة الى اشتباك الشعوب والأقوام، والصلاة والسلام على سيدنا محمد المصطفى صاحب العز والصدق والوفا وعلى آله وصحبه الشرف انجوم الهدى والصفا، أما بعد:

Kitab ini kecil dan ringkas, tapi high kualitas dan besar manfaatnya. Memuat beberapa faidah penting tentang pernikahan, meliputi senggama, rahasia di balik waktu melakukannya, tatacaranya, serta rahasia dan keunikan penciptaan seorang gadis. Saya menyusun dan mengutip kitab ini dengan mengacu pada teks kitab karanga nulama besar. Semoga Allah melimpahkan anugerah dengan mengaruniai mereka keberuntungan dan keutamaan.

Saya beri judul kitab ini dengan nama “Fathul Izar”, mengupas rahasia di balik waktu senggama serta rahasia di balik penciptaan seorang gadis. Kemudian hanya kepada Allah-lah saya memohon, semoga menjadikannya sebuah kitab yang bermanfaat bagi kami dan kaum Muslimin. Semoga Allah menjadikannya pula sebagai bekal bagi kami serta kedua orangtua kami di hari akhirat, dimana harta dan anak tak lagi berguna kecuali yang datang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (QS. asy-Syu’ara ayat 88-89).


BAB I: ARTI SEBUAH PERNIKAHAN

Ketahuilah, nikah itu suatu kesunnahan (perbuatan) yang disukai dan pola hidup yang dianjurkan. Karena dengan nikah terjagalah populasi keturunan dan lestarilah hubungan antar manusia. Allah Swt. dalam firmanNya telah menganjurkan nikah:

فَانْكِحُوْامَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ

"Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi, dua, tiga, atau empat." (QS. an-Nisa’ ayat 3).

وَمِنْ أَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزوَاجًا لِتَسْكُنُوْا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدّةً وَرَحْمَةً

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Ia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya. Dan dijadikanNya di antaramu rasa kasih dan sayang." (QS. ar-Rum ayat 21).

وَأَنْكِحُوْا اْلأَيامَى مِنْكُم والصَّالِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُوْنُوْا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ.

"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin maka Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya." (QS. an-Nur ayat 2).

Diantara bentuk 'kekayaan' yang dikaruniakan Allah kepada mereka ialah, sebelum seorang laki-laki memasuki jalinan pernikahan dia hanya memiliki dua tangan, dua kaki, dua mata dan sebagainya dari anggota tubuhnya yang masing-masing hanya sepasang. Namun ketika ia telah terajut dalam sebuah pernikahan, maka jadilah anggota-anggota tubuh tersebut menjadi berlipat ganda dengan sebab mendapat tambahan dari anggota tubuh isterinya.

Tahukah engkau bahwa ketika pengantin wanita bertanya kepada pengantin pria: “Untuk siapakah tanganmu?” Maka pengantin pria menjawab: “Untukmu." Dan ketika pengantin wanita bertanya kepadanya: "Untuk siapakah hidungmu?” Maka dia menjawab: "Untukmu." Begitupula ketika pengantin wanita bertanya kepadanya: "Untuk siapa matamu?” Dengan penuh kasih sayang dia menjawab: "Untukmu."

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَالْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّه أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ

Nabi Saw. telah bersabda: “Wahai para pemuda, siapa diantara kalian yang sudah mampu membiayai pernikahan, hendaklah kalian menikah. Karena sesungguhnya nikah itu lebih mampu memejamkan pandangan (dari kemaksiatan) dan lebih menjaga kehormatan."

Yang dikehendaki dengan kata “ba-ah” dalam hadits di atas adalah nafkah lahir maupun batin. Nabi Saw. juga bersabda:

تَزَوَّجُوْا الْوَلُوْدَ الْوَدُوْدَ فَإِنِّىْ مُكَاثِرٌ بِكُمُ اْلأُمَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

"Nikahilah olehmu wanita-wanita yang produktif (beranak) dan yang banyak kasih sayangnya kepada suami. Karena sesungguhnya aku akan berlomba-lomba dengan kalian memperbanyak umat di hari kiamat kelak." Serta masih banyak lagi ayat dan hadits yang lain.


BAB II: SENGGAMA DAN RAHASIA-RAHASIANYA

Ketahuilah bahwa tujuan utama dari pernikahan adalah untuk mengabdi, mendekatkan diri kepada Allah Swt., mengikuti sunnah Rasulullah Saw., dan menghasilkan keturunan. Karena melalui pernikahan kehidupan alam ini akan lestari dan teratur. Dan dengan meninggalkannya berarti sebuah kehancuran dan kemusnahan alam ini.

Hal yang maklum, takkan memanen tanpa menanam benih pada bumi, kemudian mengolah dan merawatnya melalui teori dan teknik pertanian. Dan juga perlu waktu beberapa lama hingga buahnya menjadi siap panen. Begitupula takkan terwujud seorang anak dan keturunan tanpa terlebih dulu memasukkan sperma suami di dalam indung telur isterinya. Allah Swt. berfirman:

نِسَائُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ وَقَدِّمُوْا لأَِنْفُسِكُمْ

"Wanita-wanita kamu semua adalah ladang bagimu. Maka datangilah ladangmu itu semaumu dan kerjakanlah olehmu (amal-amal yang baik) untuk dirimu sendiri." (QS. al-Baqarah ayat 223).

 Ayat ini turun ketika kaum Muslimin mengatakan bahwa mereka menggauli isteri mereka dengan posisi berlutut, berdiri, terlentang, dari arah depan dan dari arah belakang.

Menanggapi pernyataan kaum Muslimin tersebut kaum Yahudi menyatakan: “Tidaklah melakukan hubungan semacam itu selain menyerupai tindakan binatang, sedangkan kami mendatangi mereka dengan satu macam posisi. Sungguh telah kami temukan ajaran dalam Taurat bahwa setiap hubungan badan selain posisi isteri terlentang itu kotor di hadapan Allah."

Lalu turunlah ayat di atas, Allah hendak membantah pernyataan kaum Yahudi tersebut.

Jadi dalam kandungan ayat ini menunjukkan diperbolehkannya seorang suami menyetubuhi isterinya dengan cara apapun dan posisi bagaimanapun yang ia sukai. Baik dengan cara berdiri, duduk atau terlentang. Dan dari arah manapun suami berkehendak, dari arah atas, bawah, belakang ataupun dari arah depan. Dan boleh juga menyetubuhinya pada waktu kapanpun suami menghendaki, siang ataupun malam hari. Dengan catatan yang dimasuki adalah lubang vagina.

a. Pengaruh waktu senggama:

1. Barangsiapa menyetubuhi isterinya pada malam Jum’at, maka anak yang terlahir akan hafal al-Quran.
2. Barangsiapa menyetubuhi isterinya pada malam Sabtu, maka anak yang terlahir akan bodoh.
3. Barangsiapa menyetubuhi isterinya pada malam Ahad, maka anak yang terlahir akan menjadi seorang pencuri atau penganiaya.
4. Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Senin, maka anak yang terlahir akan menjadi fakir atau miskin atau ridha dengan keputusan (takdir) dan ketetapan (qadha) Allah.
5. Barangsiapa menyetubuhi isterinya pada malam Selasa, maka anak yang terlahir akan menjadi orang yang berbakti kepada orangtua.
6. Barangsiapa menyetubuhi isterinya pada malam Rabu, maka anak yang terlahir akan cerdas, berpengetahuan dan banyak bersyukur.
7. Barangsiapa menyetubuhi isterinya pada malam Kamis, maka anak yang terlahir akan menjadi orang yang berhati ikhlas.
8. Barangsiapa menyetubuhi isterinya pada malam Hari Raya, maka anak yang terlahir akan mempunyai enam jari.
9. Barangsiapa menyetubuhi isterinya sambil bercakap-cakap, maka anak yang terlahir akan bisu.
10. Barangsiapa menyetubuhi isterinya dalam kegelapan, maka anak yang terlahir akan menjadi seorang penyihir.
11. Barangsiapa menyetubuhi isterinya dalam terangnya lampu, maka anak yang terlahir akan berwajah tampan atau cantik.
12. Barangsiapa menyetubuhi isterinya sambil melihat auratnya (vagina), maka anak yang terlahir akan buta mata atau buta hatinya.
13. Barangsiapa menyetubuhi isterinya di bawah pohon yang biasa berbuah, maka anak yang terlahir akan terbunuh karena besi, tenggelam atau keruntuhan pohon.

b. Senggama yang ideal:

Hendaknya bagi seorang suami memperhatikan 4 hal berikut:
1. Memegang kedua tangan isteri
2. Meraba dadanya
3. Mencium kedua pipinya
4. Membaca Basmalah saat hendak memasukkan penis ke dalam vagina.

مَنْ جَامَعَ زَوْجَتَهُ عِنْدَ الْحَيْضِ فَكَأَنَّمَا جَامَعَ أُمَّهُ سَبْعِيْن مَرَّةً

Rasulullah Saw. bersabda: “Siapa yang menyetubuhi isterinya saat ia menstruasi, maka seolah-olah ia menyetubuhi ibunya sendiri sebanyak 70 kali."

c. Nikmat dunia ada di wanita

Sebagian ulama dimintai komentar tentang seberapa banyak kenikmatan dunia? Mereka menjawab: “Kenikmatan dunia itu sangat banyak hingga tak terhitung jumlahnya. Allah Swt. berfirman:

وَإِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوْهَا

"Jika kamu hendak menghitung nikmat Allah maka kalian takkan sanggup menghitunya."

Namun kenikmatan terhebat teringkas pada 3 macam kenikmatan; yakni mencium wanita, menyentuhnya dan memasukkan penis ke dalam vagina."

وَنِعَمُ الدُّنْيَا ثَلاَثٌ تُعْتَبَر # لَمْسٌ وَ تَقْبِيْلٌ وَإِدْخَالُ الذَّ كر

Seorang penyair bersyair dalam bahar Rajaz-nya: “Kenikmatan dunia ada 3; yakni menyentuh, mencium dan memasukkan penis."

وَنِعَمُ الدُّنَْيَا ثَلاَثٌ تُحْصَرُ # دمَيْك كُوْلِيْت عَامْبُوْع كَارَوْ بَارعْ تُرُوْ

Penyair lain mengungkapkan: “Kenikmatan dunia itu teringkas dalam 3 hal; menyentuh kulit, mencium dan tidur bersama (senggama)."


BAB III: TATACARA DAN ETIKA SENGGAMA

Imam as-Suyuthi dalam kitab ar-Rahmah berkata: “Ketahuilah bahwa senggama tidak baik dilakukan kecuali bila seseorang telah bangkit syahwatnya dan bila keberadaan sperma telah siap difungsikan. Maka jika demikian, hendaknya sperma segera dikeluarkan layaknya mengeluarkan semua kotoran atau air besar yang dapat menyebabkan sakit perut. Karena menahan sperma saat birahi sedang memuncak dapat menyebabkan bahaya yang besar. Adapun efek samping terlalu sering melakukan senggama ialah dapat mempercepat penuaan, melemahkan tenaga dan menyebabkan tumbuhnya uban."

a. Tatacara senggama

Antara lain; isteri tidur terlentang dan suami berada di atasnya. Posisi ini merupakan cara yang paling baik dalam senggama. Selanjutnya suami melakukan cumbuan ringan (foreplay) berupa mendekap, mencium, dan lain sebagainya. Hingga saat sang isteri bangkit birahinya, masukanlah dzakar suami dan menggesek-gesekkannya pada liang vagina.

Ketika suami mengalami klimaks (ejakulasi), janganlah terburu mencabut dzakarnya, melainkan menahannya beberapa saat disertai mendekap isteri dengan mesra. Setelah kondisi tubuh suami sudah tenang, maka cabutlah dzakar dari vagina isteri dengan mendoyongkan tubuhnya ke samping kanan. Menurut para ulama, demikian itu upaya untuk memiliki anak laki-laki.

Selesai bersenggama hendaknya keduanya mengelap alat kelamin masing-masing dengan dua buah kain, satu untuk suami dan yang lain untuk isteri. Jangan sampai keduanya menggunakan satu kain karena hal itu dapat memicu pertengkaran.

Bersenggama yang paling baik adalah senggama yang diiringi dengan sifat agresif, kerelaan hati dan masih menyisakan syahwat. Sedangkan senggama yang jelek adalah senggama yang diiringi dengan badan gemetar, gelisah, anggota badan terasa mati, pingsan, dan istri merasa kecewa terhadap suami walaupun ia mencintainya. Demikian inilah keterangan yang sudah mencukupi terhadap tatacara senggama yang paling benar.

b. Etika senggama

Ada beberapa etika senggama yang harus diperhatikan oleh suami. Meliputi 3 macam sebelum/saat melakukannya dan 3 macam sesudahnya.

1. Etika sebelum senggama:
a). Mendahului dengan bercumbu (foreplay) agar hati isteri tidak tertekan dan mudah melampiaskan hasratnya. Sampai ketika nafasnya naik turun serta tubuhnya menggeliat dan ia minta dekapan suaminya, maka rapatkanlah tubuh (suami) ke tubuh isteri.
b). Menjaga etika saat hendak senggama. Maka janganlah menyutubuhi isteri dengan posisi berlutut, karena hal demikian sangat memberatkannya. Atau dengan posisi tidur miring karena dapat menyebabkan sakit pinggang. Dan jangan memposisikan isteri berada di atasnya, karena dapat mengakibatkan kencing batu. Akan tetapi posisi senggama yang paling bagus adalah meletakkan isteri dalam posisi terlentang dengan kepala lebih rendah daripada pantatnya. Dan pantatnya diganjal dengan bantal serta kedua pahanya diangkat dan dibuka lebar-lebar. Sementara suami mendatangi isteri dari atas dengan bertumpu pada sikunya. Posisi inilah yang dipilih oleh para fuqaha dan para dokter.
c). Beretika saat hendak memasukkan dzakar. Yaitu dengan membaca ta’awudz dan basmalah. Disamping itu gosok-gosokkan penis di sekitar vagina, meremas payudara dan hal lainnya yang dapat membangkitkan syahwat isteri.

2. Etika saat senggama:
a). Senggama dilakukan secara pelan-pelan dan tidak tergesa-gesa (ritmis).
b). Menahan keluarnya mani (ejakulasi) saat birahi bangkit, menunggu sampai isteri mengalami inzal (orgasme). Yang demikian dapat menciptakan rasa cinta di hati.
c). Tidak terburu-buru mencabut dzakar ketika ia merasa isteri akan keluar mani, karena hal itu dapat melemahkan ketegangan dzakar. Juga jangan melakukan ‘azl (mengeluarkan mani di luar vagina) karena hal itu merugikan pihak isteri.

3. Etika setelah senggama:
a). Meminta isteri tidur miring ke arah kanan agar anak yang dilahirkan kelak berjenis kelamin laki-laki, insya Allah. Bila isteri tidur miring ke arah kiri maka anak yang dilahirkan kelak berjenis kelamin perempuan. Hal ini berdasarkan hasil uji coba riset.
b). Suami membaca dzikir dalam hati sesuai yang diajarkan Nabi, yaitu:

اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصهْرًا وَكَانَ رُبُّكَ قَدِيْرًا (الفرقان : 54)

“Segala puji milik Allah yang telah menciptakan manusia dari air, untuk kemudian menjadikannya keturunan dan mushaharah. Dan adalah Tuhanmu itu Mahakuasa.” (QS. al-Furqan ayat 54).
c). Berwudhu ketika hendak tidur (dihukumi sunnah) dan membasuh dzakar bila hendak mengulangi senggama.

Dikutip dari sumber yang dapat dipercaya bahwa, barangsiapa saat menyetubuhi isterinya didahului dengan membaca basmalah, surat al-Ikhlas, takbir, tahlil dan membaca:

بِسْمِ اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ اَللّهُمَّ اجْعَلْهَا ذُرّ ِيَّةً طَيِّبَِةً إِنْ كُنْتَ قَدَّرْتَ أَنْ تُخْرِجَ مِنْ صَلْبِىْ اَللّهُمَّ جَنِّبْنِىْ الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشّيَْطَانَ مَا رَزَقْتَنِىْ

Kemudian suami menyuruh isterinya tidur miring ke arah kanan, maka jika ditakdirkan mengandung isterinya akan melahirkan anak berjenis kelamin laki-laki dengan izin Allah." Saya telah mengamalkan dzikir serta teori ini, dan saya pun menemukan kebenarannya tanpa ada keraguan. Dan hanya dari Allah-lah pertolongan itu. Demikian adalah penggalan komentar Imam as-Suyuthi.

Sebagian ulama mengatakan: “Barangsiapa menyetubuhi isterinya lalu ketika merasa akan keluar mani (ejakulasi) ia membaca dzikir:

لاَ يُدْرِكُهُ اْلأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ اْلأَبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيْفُ اْلخَبِيْرُ.

Maka jika ditakdirkan mengandung, isterinya akan melahirkan anak yang mengungguli kedua orangtuanya dalam hal ilmu, sikap dan amalnya, insya Allah.”

Penulis kitab Hasyiah al-Bujairami 'ala al-Khathib, tepatnya dalam sebuah faidah, menyatakan: "Saya melihat tulisan Syaikh al-Azraqi yang diriwayatkan dari Rasulullah Saw., di sana tertulis bahwa seseorang yang menghendaki isterinya melahirkan anak laki-laki maka hendaknya ia meletakkan tangannya pada perut isterinya di awal kehamilannya sembari membaca doa:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ اَللهُمَّ إِنِّي أُسَمِّيْ مَا فِيْ بَطْنِهَا مُحَمَّدًا فَاجْعَلْهُ لِيْ ذَكَرًا.

Maka kelak anak yang dilahirkan akan berjenis kelamin laki-laki. Insya Allah mujarab.


BAB IV: DOA-DOA SENGGAMA

وَقَدِّمُوْالأَِنْفُسِكُمْ

"Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu.” (QS. al-Baqarah ayat 223).

Maksud dari ayat ini adalah, "Carilah pahala yang tersediakan untuk kamu semua sepertihalnya membaca basmalah dan berniat mendapatkan anak ketika melakukan senggama." Diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:

مَنْ قَالَ بِسْمِ اللهِ عِنْدَ الْجِمَاعِ فَأَتَاهُ وَلَدٌ فَلَهُ حَسَنَاتٌ بِعَدَدِ أَنْفَاسِ ذَلِكَ الْوَلَدِ وَعَدَدِ عَقِبِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

“Siapa membaca basmalah ketika akan melakukan senggama kemudian dari senggama itu dia dikaruniai seorang anak maka dia memperoleh pahala sebanyak nafas anak tersebut dan keturunannya sampai hari kiamat."

:خِيَارُكُمْخِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ

Nabi Saw. juga bersabda: “Manusia yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik terhadap isterinya.”

Dalam masalah ini para ulama memiliki urut-urutan yang mengagumkan, yaitu:
1. Ketika suami akan menyetubuhi isteri hendaknya lebih dulu membaca salam:
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ يَا بَابَ الرَّحْمنِ

Lantas isteri menjawab:
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ يَا سَيِّدَ اْلأَمِيْنِ

2. Selanjutnya suami meraih kedua tangan isterinya seraya membaca:
رَضِيْتُ بِا للهِ رَبَّا

3. Kemudian ia meremas-remas kedua payudara isterinya seraya membaca dalam hati:
أَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

4. Dilanjutkan mengecup kening isterinya seraya membaca dalam hati:
يَالَطِيْفُ اَلله نُوْرُ عَلَى نُوْرٍ شَهِدَ النُّوْرَ عَلَى مَنْ يَشَاءُ

5. Setelah itu suami memiringkan kepalai steri ke kiri sambil mencium dan meniup telinga sebelah kanan, dilanjutkan memiringkan kepala isteri ke kanan sambil mencium dan meniup telinga yang sebelah kiri, seraya membaca dalam hati:
فِىْ سَمْعِكِ الله ُسَمِيْعٌ

6. Sesudah itu kecup kedua mata isteri mulai dari mata sebelah kanan hingga mata sebelah kiri seraya membaca dalam hati:
اَللّهُمَّ إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِيْنًا

7. Selanjutnya suami mencium kedua pipi isteri dimulai pipi sebelah kanan sampai pipi sebelah kiri seraya membaca dalam hati:
يَاكَرِيْمُ يَا رَحْمنُ يَا رَحِيْمُ يَا اَللهُ

8. Kemudian mengecup hidungnya seraya membaca dalam hati:
فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَّجَنَّةُ نَعِيْمٍ

9. Sesudah itu kecup pundak isteri seraya membaca dalam hati:
يَارَحْمنَ الدُّنْيَا يَا رَحِيْمَ اْلأَخِرَةِ

10. Setelah itu kecup leher isteri seraya membaca dalam hati:
اَللهُ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ

11. Selanjutnya kecup dagu isteri seraya membaca dalam hati:
نُوْرُ حَبِيْبِ الإِيْمَانِ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ

12. Kemudian kecup kedua telapak tangan isteri dimulai sebelah kanan hingga yang sebelah kiri seraya membaca dalam hati:
مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى

13. Berikutnya kecup bagian di antara kedua payudara isteri seraya membaca dalam hati:
وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِنِّيْ

14. Dan kemudian kecup dada isteri bagian kiri tepat pada hatinya seraya membaca dalam hati:
يَاحَيُّ يَا قَيُّوْمُ


BAB V: RAHASIA DI BALIK PENCIPTAAN KEPERAWANAN

Para ahli firasat dan ilmuwan ahli kewanitaan mengataka bahwa:
* Bila mulut seorang perawan lebar, pertanda vaginanya juga lebar.
* Bila mulutnya kecil, pertanda vaginanya juga kecil.

Seorang penyair dalam bahar Thawil-nya menyatakan:

إِذَا ضَاقَ فَمُ الْبِكْرِ ضَاقَتْ فُرُوْجُهَا وَكَانَ لِفَمِهَا شِعَارٌ لِفَرْجِهَا

“Bila seorang perawan sempit mulutnya, maka sempit pula vaginanya. Hal itu karena mulut seorang perawan menjadi pertanda dari bentuk dan keadaan vaginanya.”

* Bila kedua bibir perawan tebal, pertanda kedua bibir vaginanya tebal.
* Bila kedua bibirnya tipis, pertanda kedua bibir vaginanya juga tipis.
* Bila bibir mulut bagian bawah tipis, pertanda vaginanya kecil.
* Bila mulut/lidahnya sangat merah, pertanda vaginanya kering.
* Bila mancung hidungnya, pertanda tidak begitu berhasrat untuk senggama.
* Bila dagunya panjang, pertanda vaginanya menganga dan sedikit bulunya.
* Bila alisnya tipis, pertanda posisi vaginanya agak ke dalam.
* Bila raut wajahnya lebar dan lehernya besar, pertanda pantatnya kecil dan vaginanya besar serta sempit.
* Bila telapak kaki bagian luar serta badannya berlemak (gemuk), pertanda besar vaginanya.
* Bila kedua betisnya tebal dan keras, pertanda birahinya besar dan tidak sabaran untuk senggama.
* Bila matanya tampak bercelak dan lebar, pertanda sempit rahimnya.
* Bila pantatnya kecil serta bahunya besar, pertanda besar vaginanya.

Para ulama bijak bestari mengatakan: “Barangsiapa menjumpai 10 karakter pada diri seorang wanita, maka janganlah menikahinya. Yaitu; 1). Wanita yang sangat pendek tubuhnya. 2). Wanita yang berambut pendek. 3). Wanita yang sangat tinggi postur tubuhnya. 4). Wanita yang cerewet. 5). Wanita yang tidak produktif (mandul). 6). Wanita yang bengis (judes). 7). Wanita yang berlebihan dan boros. 8). Wanita yang bertangan panjang (Jawa: cluthak). 9). Wanita yang suka berhias ketika keluar rumah. 10). Wanita janda sebab dicerai suaminya."

Sampailah kita di penghujung, dimana Allah telah memberikan kemudahan kepada kami dalam menyusunnya. Segala puji dan sanjungan tersembahkan atasNya dalam segala kondisi. Shalawat serta salam yang teristimewa semoga tetap tercurahlimpahkan atas junjungan kita Nabi Agung Muhammad Saw. Semoga tercurah puka kepada orang yang mengikutinya, yakni para sahabat dan keluarganya. Semoga Allah meratakan kemanfaatan kitab kecil ini pada kaum pria maupun wanita. Aamin.

Akhirnya kami hanya bisa berpesan sebagaimana kata seorang penyair: "Aku kan mengalami mati, namun tulisanku kan tetap. Kuberharap kiranya orang yang membaca tulisanku ini mau mendoakanku.” (Sya'roni As-Samfuriy, Mabes Jones Cikarang Utara Jum'at 09 Oktober 2015).

Share this

Related Posts

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
$-)
(y)
(f)
x-)
(k)
(h)
cheer