بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
فَإِنَّ
مَعَ الْعُسْرِ يُسْرً
“Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al Insyirah : ayat 5)
Allah
berfirman:
وَلَا
تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ
“Dan
janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan
memberi rezki kepadamu dan kepada mereka.” (QS. Al An’am [6]: 151)
وَمَنْ
يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا . وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا
يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Thalaq [65]:
2-3)
Bismillaah,
Pada kesempatan kali ini, saya akan sedikit membahas
tentang pendidikan karakter sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Dalam
Islam, istilah karakter dikenal dengan akhlak (mulia). Dalam teori psikologi
karakter dikenal dengan sebutan Emotional Quotient (EQ) atau Character Quotient
. Tentunya, saya akan menjelaskan terlebih dahulu, apakah karakter itu =)
Apakah
Karakter?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Karakter
memiliki arti:
1. Sifat-sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain.
2. Karakter
juga bisa bermakna “huruf”. Terkait hal yang kita bahas, tentunya definisi
pertama yang kita gunakan.
Menurut (Ditjen Kementerian Pendidikan Nasional),
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap
individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa
membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan
yang ia buat.
W.B. Saunders (1977) menjelaskan bahwa karakter adalah
sifat nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh individu, sejumlah atribut yang
dapat diamati pada individu.
Gulo W (1982) menjabarkan bahwa karakter adalah
kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran
seseorang, biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap.
Kamisa (1997), mengungkapkan bahwa karakter adalah
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari
yang lain, tabiat, watak.
Dari berbagai definisi di atas, saya definisikan
karakter sebagai
cara berpikir
dan berperilaku baik yang dimiliki oleh individu untuk bisa diterima dalam
menjalankan peran bermasyarakat yang sesuai dengan standar norma yang berlaku.
Apakah Pendidikan karakter ?
Pendidikan
yang ditujukan untuk membantu mengembangkan (moral) anak sehingga anak bisa
diterima secara sosial, dalam menjalankan peran bermasyarakat dan berperilaku
sesuai dengan standar moral.
Dan sama seperti karakter yang
dikenal dengan berbagai istilah, Untuk istilah pendidikan karakter pun ada
bemacam-macam, misalnya pendidikan akhlak, social and emotional learning, life
skills education, ethical reasoning and emotional quotient (E.Q.)
teaching Apa pentingnya pendidikan karakter ?
Nabi shallallahu alaih wa sallam bersabda, “
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (Al Bukhari)
Akhlak (Mulia) adalah perhiasan yang paling utama
karena orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik
akhlaknya. Dengan akhlak yang baik, seorang mukmin dapat mencapai derajat
seperti orang yang siang harinya selalu berpuasa dan dimalam hari selalu shalat
malam.
“Tidak ada sesuatupun yang lebih berat dalam timbangan
daripada akhlak yang baik.”(HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi),
Nabi shallallahu alaih wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya orang yang terbaik dari kalian adalah orang yang paling baik
akhlaknya.”(Muttafaqun alaih)
Rasulullaah shallallahu alaih wa sallam pernah
bertanya kepada para sahabat, “Maukah aku kabarkan kepada kalian siapa yang
tempat duduknya paling dekat denganku pada hari kiamat?” orang-orang pun
terdiam, maka Rasulullah shallallahu alaih wa sallam pun mengulangnya dua atau
tiga kali. Lantas mereka pun menjawab, “Ya, wahai Rasulullah.” Maka beliau
bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.”(HR. Ahmad dan al-Bukhari)
Oleh karena itu, para ulama terdahulu selalu
mengajarkan anak-anak mereka mempelajari adab dan akhlak terlebih dahulu
sebelum mereka menuntut ilmu. Berikut perkataan beberapa imam terdahulu yang
menyatakan tentang pentingnya mempelajari adab menuntut ilmu.
1. Imam Sufyan ats-Tsauri
(wafat th, 161 H) berkata “Mereka tidak menyuruh/mengirimkan anak-anak mereka
untuk menuntut ilmu, hingga mereka mempelajari adab dan beribadah selama 20
tahun”
Beliau juga mengatakan, “Adab itu 2/3 ilmu.”
2. Imam Muhammad bin Sirin
(wafat th.110 H) berkata, “ Mereka (Salafush Shalih) mempelajari petunjuk Nabi
( tentang Adab) sebagaimana mereka belajar ilmu.”
Dalam ilmu psikologi, Daniel Goleman menjelaskan dalam
bukunya ‘Emotional Intelligence’ bahwa jika kita tidak mampu mengelola aspek perasaan
atau emosi kita dengan baik, maka kita tidak akan mampu menggunakan aspek
kecerdasan konvensional/ kognitif kita (IQ) secara efektif.
Ia juga mengatakan bahwa kontribusi IQ bagi
keberhasilan seseorang hanya sekitar 20 % dan 80 % sisanya ditentukan oleh
faktor-faktor kecerdasan emosional. Pada akhirnya, memang banyak sekali
penelitian terkait EQ yang menunjukkan bahwa EQ berperan sangat penting dalam
keberhasilan hidup seseorang, baik dalam pekerjaan, pendidikan, dan dalam
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi sehari-hari.
Penelitian lain menyebutkan bahwa anak-anak yang mampu
mengendalikan dirinya untuk menunda mendapatkan suatu hal yang menyenangkan
(postponement of pleasure or gratification) akan lebih baik dalam menyesuaikan
diri ketika dewasa, berprestasi lebih baik di sekolah, dan menjalani hidup yang
baik ketika dewasa.
Penelitian Martin Seligman tentang optimisme pada
pekerja menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki skor optimis lebih tinggi
menunjukkan kinerja yang lebih baik.
Orang-orang yang memiliki skor kepekaan non verbal
yang baik (empati) lebih sukses dalam pekerjaan dan hubungan sosial.
Orang-orang yang memiliki kecerdasan spiritual yang
baik memiliki EQ yang baik pula.
Sekolah yang menerapkan program emotion learning untuk
membantu siswa melakukan manajemen marah, grustasi, kesendirian, dalam beberapa
hari mengalami penurunan jumlah siswa yang berkelahi di waktu istirahat siang.
Daniel Goleman memformulasikan gagasannya dalam
kerangka kecakapan emosi yang meliputi kecakapan Intrapersonal intelligence dan
kecakapan interpersonal intelligence.
1. Intrapersonal intelligence merupakan kecakapan
mengenali perasaan dalam diri kita sendiri yang terdiri dari:
1. Kesadaran
diri (self awareness) : memahami emosi diri, penilaian pribadi dan percaya
diri.
2. Pengaturan
diri meliputi (self regulation) : pengendalian diri (emosi), dapat dipercaya,
waspada
adaptif
dan inovatif.
3. Motivasi
diri (self motivation): dorongan berprestasi, komitmen, inisiatif dan optimis.
Orang-orang dengan kemampuan interpersonal yang baik
akan mampi melewati masa-masa yang sulit seperti depresi, perasaan tidak
berdaya, moody, cemburu, penyesalan, yang memnuatnya tidak bahagia. Orang
dengan EQ yang baik akan menjalani hidup yang bahagia sebagai individu.
2. Interpersonal intelligence merupakan kecakapan dalam berhubungan dengan orang lain yang terdiri dari :
2. Interpersonal intelligence merupakan kecakapan dalam berhubungan dengan orang lain yang terdiri dari :
1. Empati
(empathy): memahami orang lain, pelayanan, mengembangkan
orang lain, mengatasi keragaman dan
kesadaran politis
2. Kemampuan
Sosial (social skill): pengaruh, komunikasi, kepemimpinan, katalisator
perubahan, manajemen konflik, pengikat jaringan, kolaborasi dan
koperasi serta kerjasama tim.
Orang-orang dengan kemampuan interpersonal yang baik
akan lebih efektif dalam berhubungan dan bekerjasama dengan orang lain meskipun
melewati hal-hal yang sulit. Lebih sukses dalam karier baik di kantor maupun di
rumah.
Bagaimana agar kita dapat menjadi pribadi yang
berkarakter atau memiliki akhlak yang mulia?
Sebagai muslim, jalan atau cara yang termudah dan
paling utama untuk bisa berakhlak mulia adalah dengan meneladani Rasulullah
shallallahu alaih wa sallam, karena akhlak beliau adalah Al-Quran. Beliau
adalah manusia yang memiliki akhlak yang terbaik. Beliau memberi orang yang
menghalang-halanginya, memaafkan orang-orang yang menzaliminya, menyambung tali
silaturahim kepada keluarga yang memutuskan hubungan dengannya, dan berbuat
baik kepada orang yang berbuat jahat kepadanya. Ini semua adalah dasar-dasar akhlak.
Allah Taala berfirman, “Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.”(al-Ahzaab : 21) dan “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang
mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.
Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada
Allah.”(al-A’raaf : 199-200) Siapa Yang Mengajarkan Pendidikan
Karakter?
Ajaran agama kita dan semua teori
Psikologi menjelaskan bahwa orang tua (care giver) yang merupakan sumber
pertama dan utama bagi anak untuk tumbuh dalam hidupnya bertanggung jawab dan
berperan penting dalam mengajarkan pendidikan karakter ini.
Bagaimana Tahapan perkembangan anak dan Pendidikan
Karakternya?
Menurut Erik Erikson(1963), ada 8 tahap perkembangan
psikosial manusia. Sejak usia bayi hingga usia remaja ada 5 tahap, yaitu:
1. Trust vs Mistrus
Tahap ini berlangsung pada masa
oral, pada umur 0-1 tahun atau 1,5 tahun (infancy).Poin pembentukan karakter
yang harus diperhatikan pada masa ini adalah MEMBUAT
BAYI PERCAYA KEPADA LINGKUNGAN, karena :
·
bayi sepenuhnya bergantung pada kualitas dan
kesungguhan caregiver-nya.
·
butuh kepekaan caregiver untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan
bayi karena bayi belum mampu mengungkapkan kebutuhannya kecuali dengan menangis
yang tentunya banyak penyebabnya.
·
bila bayi telah berhasil membangun rasa percaya
terhadap si penjaga, bayi akan merasa nyaman & terlindungi di dalam kehidupannya.
·
bila penjagaannya tidak stabil & emosi terganggu,
bayi akan merasa tidak nyaman dan tidak percaya pada lingkungan sekitar.
·
kegagalan mengembangkan rasa percaya,
menyebabkan bayi akan merasa takut dan yakin bahwa lingkungan tidak akan
memberikan kenyamanan bagi bayi tersebut, sehingga bayi tersebut akan selalu
curiga pada orang lain.
Dalam Islam, fase ini adalah masa bayi (0 hingga 2
tahun)
Pada fase ini orang tua anak perlu untuk mengembangkan
kasih sayang secara dua arah dimana ibu memberikan kasih sayangnya dan dalam
waktu bersamaan juga menstimulus/ mengembangkan kemampuan anak memberikan
respon terhadap kita.
Caranya?
a. Caregiver SIAP untuk SELALU
bersikap penuh kasih sayang, lembut dan sabar kepada anak.
bagaimana
anak bisa percaya sama dunia nya sedangkan ortunya udah stress duluan repot
segala macam punya anak.. dan marah2 ? =)
b. Peka kebutuhan bayi. Tetap sabar, penuh kasih
sayang, dan lembut dalam menstimulusfisik anak, menerima perasaan-perasaan bayi
dan tidak membiarkan bayi menangis terlalu lama.
c Tidak membandingkan-bandingkan
perkembangan bayi karena tiap bayi punya perkembangan unik masing-masing.
Minimal sekali, orang tua mengetahui milestone perkembangan fisik anak sehingga tau
kapan masa aman dan tidak aman untuk setiap perkembangan fisik anak.
d. Komunikatif dengan bayi. Banyak orang tua yang
tidak mengobrol atau malas mengobrol dengan bayinya.
Alasannya ? karena
anaknya juga belum bisa ngomong.. ngga ngerti… ngga ngerespon juga.. ngapain
diajak ngomong…
Lho..
kalau bayinya ngga diajak-ajak ngomong, kapan bisa bicaranya… karena kemampuan
verbal kan ngga datang dengan sendirinya, butuh distimulus…..
e. Perbanyak sentuhan fisik yang penuh kasih sayang…
pelukan, ciuman, usapan, belaian, dll…
f. Perbanyak juga kata-kata positif, misalnya
‘ayah bunda sayang kamu…’
‘masya Allaah cantiknya, pintarnya, kuatnya,
hebatnya..
Menyemangati anak setiap kali anak berhasil melakukan
gerakan tertentu, ntah itu ketika anak mulai miring-miring, tengkurap, membolik
balik badan, dll..
Selalu berikan masukan positif, STOP untuk ragu memuji
anak, mengatakan bahwa kita bangga padanya..!
Saat ini, seharusnya tidak ada lagi orang tua- orang
tua yang berpikir bahwa memberikan kasih sayang cukup lewat perilaku, apalagi
uang… Padahal salah satu kebutuhan penting manusia adalah perasaan yakin bahwa
dirinya ‘baik’, ‘berarti’, ‘dicintai’ oleh orang tuanya, keluarganya, gurunya,
lingkungannya, dll.. dan itu didapatkan lewat kata-kata verbal yang dengan
sangat jelas diterima oleh anak. Karena seperti manusia normal, anak tidak
dapat membaca pikiran orang lain.
g. Yakinkan anak bahwa ia tidak sendirian.
Hingga usia sekitar 8-9 bulan, bayi
hanya paham bahwa sesuatu yang ada jika terlihat olehnya. Jika tidak terlihat
maka objek itu tidak ada atau hilang (object permanence). Oleh karena itu jika ingin
meninggalkan bayi, mulai dengan mengatakan padanya/izin (walau bayi mungkin
belum paham) dan usahakan tetap memperdengarkan suara kita hingga terdengar
oleh bayi agar bayi merasa aman dan nyaman, bahwa caregiver-nya tidak meninggalkannya. Ajarkan
bayi permainan cilukba/peek a boo sejak usia 7-8 bulan agar bayi dapat mulai paham
bahwa sesuatu yang tidak terlihat di matanya sebenarnya tetap ada dan tidak
menghilang. Pada usia yang lebih besar lagi, ajak bermain permainan menyembunyikan
barang, mainan atau semacamnya untuk dicari oleh bayi.
Setelah anak merasa percaya pada
dunianya, anak akan merasa aman, diterima seutuhnya sehingga ia akan merasa
yakin untuk melakukan dan meminta sesuatu yang dibutuhkannya. Dengan demikian karakter Percaya
Diri yang
insya Allah akan terbentuk. Percaya diri inilah yang menjadi fokus kita
selanjutnya dan akan sangat membantu anak menghadapi kehidupannya. 2.
Otonomy vs shame and doubt (Otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu)
Tahap ini merupakan tahap anus-otot (anal/mascular
stages), masa ini disebut masa batita yang berlangsung mulai usia 1-3 tahun
(early childhood). Saat ini, bayi sudah disebut dengan anak (di atas 1 tahun,
bukan bayi lagi =)) .
Dalam Islam, masa
anak-anak (2-7 tahun atau disebut dengan fase thufulah)
Pada fase inilah merupakan fase penting memberikan
pondasi dasar tauhid pada anak melalui cara aktif agar anak terdorong dan
memiliki tauhid aktif dimana anak mau melakukan sesuatu yang baik semata
menurut Allah.
Fase ini fase penting penanaman pondasi bagi anak.
Tinggal cari cara nih bagaimana menerapkannya.
Poin pembentukan karakter yang harus
diperhatikan pada masa ini adalah MEMBUAT ANAK PERCAYA DIRI, karena :
– Pada masa ini anak cenderung aktif mencoba-coba
dalam segala hal, baik eksplorasi fisiknya maupun lingkungan, sehingga orang
tua dianjurkan untuk tidak terlalu membatasi ruang gerak serta kemandirian
anak.
– Pembatasan ruang gerak pada anak dapat menyebabkan
anak akan mudah menyerah dan tidak dapat melakukan segala sesuatu tanpa bantuan
orang lain.
– Kebebasan tersebut tentunya berbatas agar anak tidak
semau-maunya.
– Anak yang terlalu diberi kebebasan akan cenderung
bertindak sesuai yang dia inginkan tanpa memperhatikan baik buruk tindakan
tersebut.
– Penting bagi anak untuk dapat belajar tentang
kontrol diri dan harga diri.
Caranya? a. Caregiver selalu berkata- kata positif, siap
untuk menyemangati anak ketika melakukan sesuatu, memberikan pujian, bersyukur,
berterimakasih untuk anak.. dan tentunya, penting bagi caregiver untuk punya stok perbendaharaan kata
yang tepat untuk setiap situasi.
>jangan cuma pinter, hebat… nanti anak malah
bingung kok aku dibilang hebat dan pinter mulu sih….
Misalnya, bangganya
bunda sama kamu.. masya Allah, mandirinya mau makan sendiri, lincahnya larinya,
Nak.. Gesitnya ambi barang-barangnya… Sabarnya, mau nungguin bunda selesai
mandi.. sopannya, berbicara dengan lemah lembut.. Terimakasih anak penolong,
mau bantuin bunda beresin mainannya.. dll
b. Menyiapkan rumah yang aman agar anak mendapatkan
kesempatan yang seluas-luasnya untuk bereksplorasi.
c. Berempati dan melatih anak2 untuk mengenali
emosinya.. apakah ia sedang marah, kesal, senang, sedih, bahagia,
dll
Ketika anak bermasalah, orang tua nomor 1 harus
melakukan empati…! bayangkan bagaimana rasanya menjadi anak… tanyakan dulu apa
emosi yang dirasakannya… bantu anak untuk tahu apa yang ia rasakan.. karena
mengenali emosi ini akan sangat membantu anak untuk merasa dipahami dan dterima
oleh orang tua..
d. Sejak anak memasuki usia 2 tahun, fase ini adalah
waktunya bagi ortu mengenalkan ‘peraturan’ tegas dan konsisten namun tetap
dengan penuh kelembutan dan kasih sayang… karena masa-masa ini apalagi setelah
fisik nya lebih sempurna, anak akan akan semakin giat mengeksplorasi ini itu
dan kita akan mulai mengalami sendiri bagaimana tantrum pada anak =))
Mengapa
sejak awal kita harus lembut?
Karena
harapannya, sejak awal kita ingin memiliki anak yang berhati LEMBUT. sehingga
kalau anak ‘macem2’ di usia ini dan ke depannya, kita ngga perlu ngomel2 luar
biasa untuk mengingatkannya.. =) e. Orang tua terus berlatih untu berpikir positif..!
tidak judging apalagi labelling
Misalnya, kalau anak susah diingatkan, berarti anak
kita persisten, berpendirian teguh, gigih.. ini adalah modal yang baik untuk
seeemua anak…
Kalau anak semau2 nya, ngga ikut aturan?
Berpikirlah bahwa berarti anak kita kreatif dan masih
belajar untuk mengenali peraturan yang kita ajarkan =)
Kalau anak manjat-manjat lari kesana kesini
Berpikirlah bahwa anak kita aktif, sehat, lincah
Orang tua harus pintar membuat label positif untuk
anak agar anak terus percaya diri. Karena pada masa selanjutnya, kita berharap
bahwa anak kita memiliki kemandirian, percaya pada kemampuannya sendiri, merasa
disayangi orang tua, merasa ia mampu melakukan sesuatu, merasa bangga bahwa ia
dapat melakukan hal yang baik, berani mengungkapkan yang diinginkannya, merasa
bahagia, sehingga ketika di dalam lingkungannya pun ia tidak akan ragu-ragu,
mau berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dan MENGAMBIL INISIATIF untuk suatu
tindakan yang akan dilakukan. Inisiatif inilah yang menjadi fokus perkembangan
karakter di tahap selanjutnya.
3.
Inisiatif vs Guilt ( Inisiatif vs rasa bersalah)
Tahap ini
dialami pada anak saat usia 4-5 tahun (preschool age).
Poin pembentukan karakter yang harus diperhatikan pada
masa ini adalah penanaman semua nilai-nilai/karakter baik dalam berbagai
situasi dengan cara yang baik pula, karena:
– Anak-anak pada usia ini mulai berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya sehingga menimbulkan rasa ingin tahu terhadap segala hal
yang dilihatnya
– Mereka mencoba mengambil banyak inisiatif dari rasa
ingin tahu yang mereka alami.
-Akan tetapi bila anak-anak pada masa ini mendapatkan
pola asuh yang salah, mereka cenderung merasa bersalah dan akhirnya hanya
berdiam diri.
– Sikap berdiam diri yang mereka lakukan bertujuan
untuk menghindari suatu kesalahan-kesalahan dalam sikap maupun perbuatan.
Oleh karena itu, orang tua harus sangat cerdas dalam
memanfaatkan kesempatan dalam setiap situasi kehidupan yang dihadapi oleh anak.
Tentunya tetap dengan menyesuaikan perkembangan kognitif anak yang belum
sempurna sehingga harus melakukannya berulang-ulang karena anak tidak akan
langsung dapat memahami apa yang kita ajarkan.
Caranya?
a. Dengan mengajarkan dan menjadi contoh
(uswah/keteladanan) dalam mengerjakan amalan -amalan utama, yaitu bertauhid
pada Allah, sholat tepat waktu, berbakti pada orang tua
b. Mengajarkan bagaimana memenuhi kebutuhan fisiologis
diri dan menjaga diri, seperti- makan dan minum tepat waktu
– tidur dan bangun tepat waktu
– menyemangati anak untuk tidur sendiri
– menjaga aurat (mandi terpisah dengan anak, buka baju
di kamar mandi, menunjukkan aurat hanya pada orang-orang tertentu, dan yang
boleh memegang aurat hanya orang-orang tertentu, dll)
– berolahraga, bermain dan melakukan aktivitas lainnya
c. Mengajarkan anak-anak untuk mengenali ‘fungsi’ nya
dalam lingkungan, misalnya- memberikan ‘tugas’ di rumah untuk bertanggung
jawab, misalnya membereskan mainannya sendiri, membereskan tempat tidur, dll
yang tentunya tetap dengan bimbingan dan ditemani orang tua
– membantu ibu mengerjakan pekerjaan rumah yang sangat
ringan
– mengenalkan sekolah dan tata tertib nya (bagi yang
ingin menyekolahkan)
– mengenalkan sholat di mesjid, namun jika anak belum
mampu untuk tertib boleh ditunda dulu, sesuai kesiapan anak
– mengajarkan dan mengaplikasikan nilai-nilai baik
lainnya seperti bersilaturahim, memuliakan tetangga, berbuat baik pada teman,
bersedekah, bergaul dan bersabar, menjaga persaudaraan, berbicara yang baik,
berbuat jujur, berlaku adil, penyayang, cinta kebersihan
d. Terus berikan kebebasan dan
arahan pada anak untuk bereksperimen dalam lingkungannya, Pada fase
ini anak akan memberikan kita banyakk pertanyaan- pertanyaan… dan sebisa
mungkin kita harus memberikan waktu untuk menjawab pertanyaan anak. Agar maka
anak cenderung akan lebih banyak mempunyai inisiatif dalam menghadapi masalah
yang ada di sekitarnya. Sebaliknya apabila anak selalu dihalangi keinginannya,
dan dianggap pertanyaan atau apa saja yang dilakukan tidak ada artinya, maka
anak akan selalu merasa bersalah.
e. Aturan terus berikan dengan konsisten.
Perlu dipahami bahwa pada masa ini semua aturan-aturan
tersebut masih dalam proses belajar bagi anak.. yang tentunya akan dilewati
dengan jatuh bangun. Jika masa-masa sebelumnya dilewati dengan baik, insya
Allah pada masa ini sebenarnya anak sudah mulai dapat memilah milih mana hal
yang baik mana yang buruk. Nilai-nilai agama, norma sosial sudah mulai
ditangkap anak dengan keterbatasannya.
Keterbatasan
kognitif anak membuat anak tidak bisa langsung mencerna dan mengaplikasikan
nilai2 baik yang kita ajarkan… benar-benara butuh kesbaran dan
pengulangan-pengulangan….. agar mereka dapat ‘deal’ dengan aturan lingkungan..
dapat mulai mampu untuk mengontrol dan menguasai diri ketika ingin sesuatu..
ingin melanggar aturan.. atau menahan diri ketika ada masalah dengan
temannya..dll. Bagaimanapun secara kognitif, cara berpikir anak
masih egosentris. Yaitu hanya mampu memandang sesuatu dari satu
sudut pandang, yaitu dirinya sendiri. Di bawah ini ada beberapa karakter lain dengan hadits
yang mendukung, yang dapat kita tanamkan untuk anak-anak kita:
– Berkata-kata baik, berempati
Allah Taala berfirman, “Dan sesungguhnya kamu
benar-benar berbudi pekerti yang agung.”(al-Qolam : 4) Abdullah bin Umar
radhiyallahu anhuma mengatakan, “Nabi shallallahu alaih wa sallam bukanlah
orang yang kasar dan suka berkata-kata kotor.
Anas bin Malik radhiyallahu ahu mengatakan, “Aku telah
melayani Rasulullah shallallahu alaih wa sallam selama sepuluh tahun, tidak
pernah aku mendengar beliau mengatakan ‘ah’ kepadaku, atau ‘kenapa sih kamu
mengerjakannya?’ atau ‘ayo kerjakan!’”(Muttafaqun ‘alaih)
– Dermawan, mau berbagi, meminjamkan mainan
Jabir radhiyallahu anhuma mengatakan, “Rasulullah
shallallahu alaih wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan sifat
dermawan beliau akan lebih lagi pada bulan Ramadhan, ketika Jibril menemuinya.
Biasanya Jibril menemui beliau pada tiap malam di bulan Ramadhan untuk
mengajarkan Al-Quran kepada beliau. Maka sungguh, Rasulullah shallallahu alaih
wa sallam adalah orang yang lebih dermawan dalam menyebarakan kebaikan daripada
angin yang berhembus.”(Muttafaqun alaih)
Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata, “Rasulullah
shallallahu alaih wa sallam tidak pernah diminta apapun untuk kepentingan Islam
kecuali pasti beliau berikan.” Anas melanjutkan, “Pernah seorang laki-laki
datang dan diberi banyak sekali kambing oleh Nabi shallallahu alaih wa sallam.
Kemudian orang itu pun pulang ke kaumnya dan berkata, “Wahai kaumku, masuk
Islamlah kalian karena Muhammad adalah orang yang suka memberi pemberian yang
tidak takut miskin.”(HR. Muslim)
– Pemalu, menjaga aurat
Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
“Nabi shallallahu alaih wa sallam adalah seorang yang lebih pemalu daripada
gadis dalam pingitan. Apabila melihat sesuatu yang tidak beliau senangi, maka
kami akan mengetahuinya dari raut wajah beliau.”(Muttafaqun alaih)
– Rendah hati, tidak sombong, berkata benar
Umar bin al-Khaththab radhiyallahu anhu mengatakan,
“Aku mendengar Nabi shallallahu alaih wa sallam bersabda, “Janganlah kalian
menyanjungku sebagaimana orang-orang Nashara menyanjung putra Maryam.
Sesungguhnya aku hanyalah hamba dan utusan-Nya.”(HR. al-Bukhari)
– Pemberani, percaya diri, optimis, kepemimpinan
Anas bin Malik radhiyallahu anhu mengatakan,
“Rasulullah shallallahu alaih wa sallam adalah orang yang paling baik, paling
dermawan, dan paling berani. Pernah pada suatu malam penduduk Madinah
dikejutkan dengan sebuah suara. Maka orang-orang pun pergi ke arah suara itu.
Namun ternyata mereka berjumpa dengan Rasulullah shallallahu alaih wa sallam
sedang kembali dan telah mendahului mereka menghampiri suara tersebut. Beliau
menunggangi kuda milik Abu Talhah sambil memikul pedang dipundaknya. Beliau pun
berkata, “Jangan khawatir, jangan khawatir.. !”(Muttafaqun alaih)
Ali radhiyallahu anhu berkata, “Sungguh, ketika perang
Badr, kami berlindung disisi Rasulullah shallallahu alaih wa sallam, sedangkan
beliau adalah orang yang paling dekat dengan musuh dan paling banyak mendapat
kesulitan.”(HR. Ahmad)
– Lemah lembut
Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, “Pernah
seorang arab badui datang dan kencing di Masjid. Maka orang-orang segera
mencela dan ingin memukulinya. Melihat hal itu Nabi shallallahu alaih wa sallam
pun berkata kepada mereka, “Biarkan dia, siramlah air kencingnya itu dengan
setimba atau seember air. Sesungguhnya kalian diutus untuk memudahkan bukan menyulitkan.”(Muttafaqun
‘alaih) dan beliau pernah bersabda, “Mudahkanlah, jangan menyulitkan, dan
tenangkanlah, jangan membuat orang lari!”(Muttafaqun alaih)
Aisyah radhiyallahu anha mengatakan, Rasulullah
shallallahu alaih wa sallam pernah berkata, “Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah
adalah Zat Yang Maha lembut, yang suka dengan kelembutan. Dia memberi atas
kelembutan itu sesuatu yang tidak diberikan atas kekasaran atau yang
selainnya.”(Muttafaqun alaih)
– Pemaaf, mampu mengendalikan diri
Allah Taala berfirman, “(Tetapi) karena mereka
melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras
membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan
mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya,
dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali
sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan
biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat
baik.”(al-Maaidah : 13)
Aisyah radhiyallahu anha mengatakan, “Tidak pernah
Rasulullah shallallahu alaih wa sallam diberi dua pilihan kecuali beliau
memilih yang paling mudahnya, selama perkara itu bukan suatu dosa. Jika
perkaranya adalah dosa, maka beliau adalah orang yang paling menjauhinya.
Beliau tidak pernah murka karena dirinya sendiri. Hanya saja beliau murka
ketika kehormatan Allah terlanggar, beliau murka karena Allah.”(Muttafaqun
‘alaih)
Masa-masa lima tahun pertama anak
atau yang sering disebut dengan golden age, sangat penting sekali bagi
anak untuk kita optimalkan. Karakter-karakter yang sudah kita tanamkan di masa
ini insya Allah akan sangat membantu anak dan terlihat pada masa-masa
setelahnya, ketika anak-anak terjun ke lingkungannya, wallohu a’lam.. =)
4.
Industrial vs Inferioritas
Tahap ini merupakan tahap usia 6-12 tahun (school
age).
Dalam Islam, fase ini disebut masa tamyiz (7-10
tahun).
Di fase ini anak sudah mulai mampu membedakan baik dan
buruk berdasarkan nalarnya sendiri sehingga di fase inilah kita sudah mulai
mempertegas pendidikan pokok syariat.
Poin pembentukan karakter yang harus diperhatikan pada
masa ini adalah keuletan/kegigihan/ kerajinan dalam melakukan tugas-tugasnya
serta anak bangga pada dirinya sendiri (menghargai dirinya sendiri, serta
merasa dirinya berhasil menjalankan peran-perannya), karena:
– Pada fase ini anak mulai keluar dari lingkungan
keluarga ke lingkungan sekolah sehingga semua aspek memiliki peran misal orang
tua harus selalu mendorong, guru harus memberi perhatian, teman harus menerima
kehadirannya
– Namun anak tidak selalu mendapatkan itu semua dalam
lingkungan sehingga orang tua harus paham tentang kondisi sekolah anak, teman
sepermainanya, dlsb.
– Pada usia ini anak dituntut untuk dapat merasakan
bagaimana rasanya berhasil memenuhi tuntutan lingkungan sehingga anak
mengembangkan sikap rajin.
– Jika anak tidak dapat meraih sukses karena mereka
merasa tidak mampu (inferioritas), anak dapat mengembangkan sikap rendah diri.
Pada tahap ini, anak akan punya keinginan untuk
menghasilkan sesuatu yang bersifat intelektual dan diterima lingkungan… anak
sudah mulai masuk ke lingkungan yang lebih luas, anak menyadari kebutuhan untuk
mendapat tempat dalam kelompok seumurnya. Anak harus berjuang untuk mencapai
hal tersebut. Bila dalam kenyataannya ia masih dianggap sebagai anak yang lebih
kecil baik di mata orang tua maupun gurunya, maka akan berkembang perasaan
rendah diri. Anak yang berkembang sebagai anak yang rendah diri, tidak akan
pernah menyukai belajar atau melakukan tugas-tugas yang bersifat intelektual.
Yang lebih parah, anak tidak akan percaya bahwa ia akan mampu mengatasi masalah
yang dihadapinya.
Dengan demikian peranan orang tua maupun guru sangat
penting dalam memperhatikan kebutuhan dan kemampuan anak. Orang tua dan guru
harus mampu menemukan nilai positif dan kompetensi unik yang dimiliki oleh
anak.
Caranya ?
1. Dukung
anak dalam menyiapkan keperluannya, berupa pengawasan dan menyediakan
media-media pembelajaran
2. Semangati
anak bahwa ia mampu menyelesaikan tugas-tugasnya
3. Komunikatif
dengan anak tentang hal-hal apa saja yang terjadi dalam kesehariannya
4. Tetap
membuat anak produktif dalam melakukan tugas-tugas di rumah
5. Berikan
motivasi untuk anak agar terus lebih baik
6. Melakukan
penerimaan dan menghargai atas setiap usaha yang telah anak lakukan. >jangan
hanya memberikan kritik atau kata-kata seharusnya.. seharusnya… lebih baik lagi
kalau… atau semacamnya.
7. Terus
gali minat anak
8. Jangan
mempercayakan pendidikan anak pada sekolah sepenuhnya. Aktif cari tahu
bagaimana kondisi sekolah anak, teman-teman dlsb
9. Bersahabat
dengan teman-teman anak. Jangan hanya menjadi orang tua yang protektif/ malah
overprotektif
10.
Tetap pantau kegiatan-kegiatan anak, lindungi anak
dari kejahatan seksual, pornografi, pornoaksi, atau semacamnya.
11.
Buat kegiatan rutin keluarga yang menggembirakan,
dengan ide/usul/masukan-masukan dari anak
12.
Ajak anak berpendapat, bermusyawarah tentang suatu hal
dll
Kembali ke teori EQ sebelumnya, dengan demikian, kita
berharap di masa mendatang anak akan memiliki kemampuan intrapersonal dan interpersonal
dalam menjalani kehidupannya. Ini adalah modal dasar yang penting bagi anak,
terutama ketika anak memasuki masa remaja dan setelahnya.
5.
Identitas vs kekacauan identitas
Tahap ini merupakan tahap remaja, dimulai pada saat
masa puber dan berakhir pada usia 12-18 tahun/anak.
-Di dalam tahap ini lingkup lingkungan anak semakin
luas, tidak hanya di lingkungan keluarga atau sekolah, namun juga di masyarakat
– Pencarian jati diri mulai terjadi dalam tahap ini.
– Apabila seorang remaja dalam mencari jati dirinya
bergaul dengan lingkungan yang baik maka akan tercipta identitas yang baik.
– Jika remaja bergaul dalam lingkungan yang kurang
baik maka akan timbul kekacauan identitas pada diri remaja tersebut.
Dalam Islam fase ini disebut dengan Masa Amrad (10-15
tahun)
Fase ini adalah fase dimana anak mulai mengembangkan
potensi dirinya guna mencapai kedewasaan dan memiliki kemampuan bertanggung
jawab secara penuh. Dalam islam, fase ini juga merupakan fase dimana anak
mencapai aqil baligh sehingga sudah semakin pandai menggunakan akalnya secara
penuh. Salah satu yang menjadi tuntutan bagi anak kemudian adalah kepandaiannya
dalam mengatur harta yang dimulai dengan kemampuan mengatur anggaran untuk
dirinya sendiri.Setelah anak memasuki usia 15 tahun, dalam Islam, berarti anak
telah masuk pada Masa Taklif (15-18 tahun). Pada masa ini anak seharusnya sudah
sampai pada titik bernama taklif atau bertanggung jawab. Bagi lelaki setidaknya
fase ini paling lambat dicapai di usia 18 tahun dan bagi anak perempuan paling
lambat dicapai di usia 17 tahun. Tanggung jawab yang dimaksud selain pada diri
sendiri juga tanggung jawab terhadap keluarga, masyarakat sekitar dan
masyarakat secara keseluruhan.
Pada fase ini, yang menjadi fokus perkembangan
karakter anak adalah anak memiliki kemampuan intrapersonal dan interpersonal
yang baik dan bertanggung jawab.
Caranya? 1. Bantu anak untuk meningkatkan
kemampuan intrapersonalnya denganterus memahami dirinya, yang meliputi apa yang
ia rasakan, ia inginkan, apa yang ingin dicapainyadan bimbing anak dalam
mencapai hal-yang diinginkannya tersebut. Pancing anak untu terus memotivasi
dirinya ketika menghadapi masalah/kegagalan. Yakinkan anak bahwa setiap masalah
yang terjadi diberikan Allah hanya sesuai dengan kemampuannya,
2. Bantu anak meningkatkan kemampuan interpersonalnya
dengan aktif mendukung anak untuk masuk ke organisasi atau kegiatan-kegiatan
bermanfaat. Sehingga anak dapat mengembangkan sikap empati dan sosialisasinya
(bagaimana mendukung orang lain, mengatasi masalah, bekerja sama,
berkomunikasi, dlsb.
3. Dukung anak untuk menentukan minat, mengembangkan
bakat, dan fokus dalam mengejar cita-citanya.
4. Menjadi sahabat bagi anak dalam mengatasi
konflik-konflik remajanya, seperti pubertas yang dihadapi, ketertarikan
terhadap lawan jenis, jerawat, berpenampilan yang menarik, dll
5. Terus ingatkan anak untuk bertanggung jawab
terhadap ibadah-ibadah wajibnya
6. Terus dukung anak untuk bertanggung jawab terhadap
kebutuhan materinya. Bagaimana menabung, jajan, membayar uang sekolah, hang out
dengan teman-teman, dll.
(Ditulis
oleh Innu Virgiani, salah satu penulis di forum Ibu di facebook, FOCER)
Kitab
Fathul Izar adalah karya ulama Nusantara, KH. Abdullah Fauzi Pasuruan.
Menerangkan tentang perihal nikah dan yang berkaitan dengan hubungan
suami-istri.
بسم
الله الرحمن الرحيم
الحمد
لله الذي جل قدره وعز جاره الذي جعل النكاح سببا لبقاء نسل الأنام، ووسيلة الى
اشتباك الشعوب والأقوام، والصلاة والسلام على سيدنا محمد المصطفى صاحب العز والصدق
والوفا وعلى آله وصحبه الشرف انجوم الهدى والصفا، أما بعد:
فهذه
كراسة صغير حجمها لطيف شكلها جليل قدرها عظيم نفعها تشتمل على فوائد مهمة تتعلق
ببعض ما للنكاح من الحرث وأسرار أوقاته وتدبيره وما لخلقة الأبكار من العجائب
والأسرار جمعتها والتقطتها ونقلتها من فحول العلماء والرجال منهم الله تعالى بنيل
الفوز والإفضال سميتها بفتح الإزار في كشف الأسرار لأوقات الحرث وخلقة الأبكار
والله تعالى نسأل أن يجعلها نافعة لنا ولإخواننا المسلمين ويجعلها دخيرة لنا
ولوالدينا يوم لاينفع مال ولابنون الا من اتى الله بقلب سليم من آفات القلب وسوء
الظن.
إعلم
أن النكاح سنة مرغوبة وطريقة محبوبة لأن به بقاء التناسل ودوام التواصل فقد حرضه
الشارع الحكيم فقال عز من قائل "فانكحواما طاب لكم من النساء مثنى وثلاث
ورباع" الأية وقال "ومن آياته أن خلقلكم من أنفسكم أزواجا لتسكنوا إليها
وجعل بينكم مودة ورحمة" الأية وقال"وأنكحوا الأيامى منكم والصالحين من
عبادكم وإمائكم ان يكونوا فقراء يغنيهم الله من فضله" الآية ومن إغنائه تعالى
لهم ان الرجل قبل دخوله في قيد النكاح له يدان ورجلان وعينان وغيرها من الجوارح
بحدتها فقط ولكن كلما دخل فيه صارت تلك الأعضاء تتضاعف ضعفين بزيادة أعضاء زوجته
اليها الا ترى ان العروسة اذا قالت للعريس : لمن يداك؟ قال لك واذا قالت له: لمن
أنفك؟ قال لك واذا قالت له ايضا: لمن عيناك؟ قال لها مجيبا ومؤنسا: لك وهكذا. وقال
صلى الله عليه وسلم يا معشر الشباب من استطاع منكم الباءة فليتزوج فإنه أغض للبصر
وأحصن للفرج الحديث والباءة النفقة الظاهرة والباطنة كما قيل وقال أيضا تزوجوا
الولود الودود فإني مكاثر بكم الأمم يوم القيامة الحديث او كما قال وغيرها من
الآيات والأحاديث.
بيان
الحرث وأسرار اوقات
إعلم
أن المقصود الأعظم من النكاح التعبد والتقرب واتباع سنة الرسول وتحصيل الولد
والنسل لأن به بقاء العالم وانتظامه وبتركه وإهماله خرابه ودراسه ومعلوم أنه
لايحصل الحصاد الا بنثر البذر على الأرض اولا وحرثها وزرعها بطرق وكيفيات معلومة
عند الفلاح وانتظار المدد الى بدو الصلاح وكذلك لايحصل الولد والنسل الا ببث بذر
الزوج على مزرعته وزرعته التي هي حليله قال تعالى نساؤكم حرث لكم فأتوا حرثكم أنى
شئتم وقدموا لأنفسكم الآية. وسبب نزول هذه الآية ان المسلمين قالوا: انا نأتي
النساء باركات وقائمات ومستلقيات ومن بين ايديهم ومن خلفهم بعد ان يكون المأتي
واحدا فقالت اليهود ما انتم الا البهائم لكنا نأتهن على هيئة واحدة وانا لنجد في
التوراة ان كل اتيان تؤتى النساء غير الإستلقاء دنس عندالله. فأكذب الله تعالى
اليهود ففي هذه الآية دلالة على جواز اتيان الرجل زوجته على اي كيفية وحال شاء من
قيام وقعود واستلقاء ومن اي جهة شاء من فوق ومن تحت ومن وراء ومن قدام وفي اي وقت
شاء في الليل او النهار بعد ان كان في صمام واحد
لكن
قال اهل العلم من جامع زوجته في ليلة الجمعة يصير الولد حافظا في كتاب الله تعالى
ومن جامع في ليلة السبت يكون الولد مجنونا ومن جامع في ليلة الأحد يكون الولد
سارقا لملك غيره اوظالما ومن جامع في ليلة الإثنين يكون الولد فقيرا او مسكينا او
راضيا لأمر الله وقضائه ومن جامع في ليلة الثلاثاء يكون الولد بارا للوالدين ومن
جامع في ليلة الأربعاء يكون الولد كثير العقل او كثير العلم او كثير الشكر ومن
جامع في ليلة الخميس يكون الولد مخلصا في قلبه ومن جامع زوجته مع التكلم يكون
الولد أبكم ومن جامع في ظلمة يكون الولد ساحرا ومن جامع مع السراج يكون الولد حسن
الصورة ومن جامع رائيا عورة المرأة يكون الولد أعمى او أعمى القلب ومن جامع
سائل الزاد لسفر يكون الولد كاذبا ومن جامع تحت الشجرة المطعوم ثمرها يكون الولد
مقتول الحديد او مقتول الغرق او مات في هدم الشجرة
قال
أهل العلم وينبغي للعروس أربعة أشياء أولها أخذ اليدين وثانيها مس صدرها وثالها
تقبيل الخدين ورابعها قراءة البسملة عند إدخال الذكر في الفرج وقال صلى الله عليه
وسلم من جامع زوجته عند الحيض فكأنما جامع أمه سبعين سنة الحديث او كما قال.
(نفيسة
ظريفة) سئل بعض المشايخ عن النعم الدنيا كم هي؟فأجاب بأنها كثيرة لايحصى عددها قال
تعالى: وإن تعدوا نعمة الله لاتحصوها ولكنأعظمها انحصر في ثلاثة أشياء: تقبيل
النساء ولمسها وإدخال الذكر في الفرج. قال الشاعر في بحر الرجز:
ونعم
الدنيا ثلاث تعتبر * لمس وتقبيل وإدخال الذكر
وقال
أخر:
نعم
الدنيا ثلاث تحصر * دميك كوليت عامبوع كارو بارع تورو
بيان
تدبير الحرث
قال
الامام العالم العلامة جلال الدين عبد الرحمن السيوطي في الرحمة: إعلم ان الجماع
لايصلح الا عند هيجان الشهوة مع استعداد المني فينبغي أن يخرجه في الحال كما يخرج
الفضلة الرديئة بالإستفراغات كالمسهلات فان في حبسهعند ذلك ضررا عظيما والمكثر من
الجماع لايخفى هرمه سريعا وقلة قوته وظهور الشيبفيه وللجماع كيفية وهي ان تستلقى
المرأة على ظهرها ويعلوها الرجل من أعلاها ولا خير في ما عدا ذلك من الهيئات ثم
يلاعبها ملاعبة خفيفة من الضم والتقبيل ونحو ذلك حتى اذا حضرت شهوتها اولج وتحرك
فاذا صب المني فلاينزع بل يصبر ساعة مع الضم الجيدلها فاذا سكن جسمه سكونا عظيما
نزع ومال على يمينه حين النزع فقد ذكروا ان ذلك ممايكون به الولد ذكر ويمسحان
فرجهما بحرقتين نظيفتين للرجل واحدة وللمرأة واحدةولايمسحان بحرقة واحدة فان ذلك
يورث الكراهة واحسن الجماع ما يعقبه نشاط وطيب نفسوباقى سهوة وشره ما يعقبه رعدة
وضيق نفس وموت أعضاء وغشيان وبغض الشخص المنكوح فان كان محبوبا فهذا القدر كاف في
تدبير الأصلح من الجماع.
واداب
الجماع ثلاثة قبله وثلاثة حاله وثلاثة بعده اما الثلاثة التي قبله فتقديم الملاعبة
ليطيب قلب الزوجة ويتيسر مرادها حتى اذا علا نفسا وكثر قلقها وطلبت إلتزام الرجل
دنا منها والثانية مراعاة حال الجماع فلا يأتيها وهي باركة لأن ذلك يشق عليها او
على جنبها لأن ذلك يورث وجع الحاصرة ولايجعلها فوقه لأن ذلك يورث الإعتقار بل
مستلقية رافعة رجليها فإنه أحسن هيئات الجماع والثالثة مراعاة وقت الجماع اي وقت
الإيلاج بالتعويذ والتسمية وحك الذكر بجوانب الفرج وغمز الثديين ونحو ذلك مما يحرك
شهوتها وامااللاتي في حال الجماع فأولها كون الجهد برياضة في صمت وتوفق الثانية في
التمهل عند بروز شهوته حتى يستوفي إنزالها فإن ذلك يورث المحبة في القلب الثالثة
ان لايسرع بإخراج الذكر عند إحساسه بمائها فإنه يضعف الذكر ولايعزل عنها ماءه لأن
ذلك يضر بها واما الثلاثة التي بعده فاولها أمر الزوجة بالنوم على يمينه ليكون
الولد ذكرا ان شاء الله وان نامت على الأيسر يكون الولد أنثى حسب ما اقتضته
التجربة الثانية ان يقول الذكر الوارد عند ذلك في نفسه وهو الحمد لله الذي خلق من
الماء بشرا فجعله نسبا وصهرا وكان ربك قديرا. الثالثة الوضوء اذا اراد ان ينام وهو
سنة وغسل ذكره اذا اراد ان يعود اليها.
وذكر
عن بعض الثقات ان من قدم اسم الله تعالى عند الجماع اي جماع زوجته و سورة الإخلاص
الى آخرها وكبر وهلل وقال بسم الله العلي العظيم اللهم اجعلها ذرية طيبة ان
كنت قدرت ان تخرج من صلبي اللهم جنبني الشيطان وجنب الشيطان ما رزقتني ثم يأمر
الزوجة بالإضطجاع على جنبها الأيمن فإن حملها يكون ذكرا بإذن الله تعالى ان قدر
الله تعالى حملها من ذلك الجماع. ولازمت هذا الذكر والصفة فوجدته صحيحا لا ريب فيه
و بالله التوفيق اهـ محذوفا بعضه.
قال
بعض المشايخ من اتى زوجته فقال في نفسه حين احس بالإنزال لايدركه الأبصار وهو يدرك
الأبصار وهو اللطيف الخبير يكون الولد ان قدر الله تعالى من ذلك فائقا على والديه
علما وشأنا وعملا ان شاء الله تعالى. قال في حاشية البجيرمي على الخطييب (فائدة)
رأيت بخط الأزرق عن رسول الله صلى الله عليه وسلم ان من اراد ان تلد إمرأته ذكرا
فإنه يضع على بطنها في أول الحمل ويقول بسم الله الرحمن الرحيم اللهم اني أسمي
مافي بطنها محمدا فاجعله لي ذكرا فإنه يولد ذكرا ان شاء الله مجرب اهـ.
بيان
أدعية الحرث
قال
تعالى وقدموا لأنفسكم الآية اي قدموا ما يدخر لكم من الثواب كالتسمية عند الجماع
وطلب الولد، روي أن النبي صلى الله عليه وسلم قال من قال بسم الله عند الجماع
فأتاه ولد فله حسنات بعدد انفاس ذلك الولد وعدد عقبه الى يوم القيامة، وقال صلى
الله عليه وسلم خياركم خياركم لنسائهم الحديث او كما قال، ولبعضهم فيها ترتيب عجيب
وهو أن الرجل اذا اراد ان يجامع زوجته ينبغي ان يقول اولا السلام عليكم يا باب
الرحمن فتقول زوجته مجيبة له وعليكم السلام يا سيد الأمين فيأخذ يديها ويقول
رضيت بالله ربا ثم يغمز ثدييها ويقول اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد
ثم يقبل ناصيتها قائلا يا لطيف الله نور على نور شهد النور على من يشاء ثم بعد ذلك
يميل رأسها الى الجانب الأيسر ويقول في سمعك الله سميع مقبلا ونافخا أذنها
اليمنى نفخا يسيرا ثم يميل رأسها إمالة لطيفة الى الأيمن ويقول ما ذكر في أذنها
اليسرى كذلك ثم يقبل عينيها اليمنى فاليسرى قائلا اللهم انا فتحنا لك فتحا مبينا
ثم يقبل خديها اليمنى فاليسرى يقول يا كريم يا رحمن يا رحيم يا الله ثم يقبل أنفها
قائلا عند ذلك فروح وريحان وجنة نعيم ثم يقبل كتفها ويقول يا رحمن الدنيا يا رحيم
الآخرة ثم يقبل رقبتها ويقول الله نور السموات والأرض ثم يقبل ذقنها ويقول نور
حبيب الإيمان من عبادك الصالحين ثم يقبل راحتيها اليمنى فاليسرى قائلا عند ذلك ما
كذب الفؤاد ما رأى ثم يقبل مابين ثدييها ويقول وألقيت عليك محبة مني ثم يقبل صدرها
اليسرى بحذاء قلبها ويقول ياحي يا قيوم ثم يجامع
بيان
أسرار خلقة الأبكار
قال
أهل الفراسة والخبر بالنساء اذا كان فم المرأة واسعا كان فرجها واسعا اذا كان
صغيرا كان فرجها صغيرا ضيقا قال من بحر الطويل:
إذا
ضاق فم البكر ضاقت فروجها * وكان لفمها شعار لفرجها
وان
كانت شفتاها غليظتين كان شفراها غليظتين وان كانتارقيقتين كانتا رقيقتين وان كانت
السفلى رقيقة كان فرجها صغيرا وان كان فم المرأة شديد الحمرة كان فرجها جافا عن
الرطوبة وان كانت حدباء الأنف فهي قليلة الغرض في النكاح وان كانت طويلة الذقن
فإنها فاتحة الفرج قليلة الشعر وان كانت صغيرة الحاجب فإنها غامضة الفرج وان كانت
كبيرة الوجه غليظة الضفائر دل ذلك على صغيرة العجيزة وكبير الفرج وضيقه وإذا كثر شحم
ظاهر قدمها وبدنها عظم فرجها وكانت مخطوبة عندزوجها واذا كانت ناتئة الساقين في
الصلبة فإنها شديد الشهوة لاصبر لها عن الجماع وان كانت عينها كحيلة كبيرة فإنها
يدل على ضيق الرحم وصعير العجيزة مع عظم الكتف يدلان على عظم الفرج (نفيسة) قال
الحكماء من وجد في المرأة عشرة أوصاف فلا ينبغي أخذها أحدها كونها قصيرة القامة
الثاني كونها قصيرة الشعر الثالث رفيعة الجسد الرابع سليط
اللسان
الخامس كونها منقطعة الأولاد السادس كونها عندها عناد السابع كونها مسرفة مبذرة
الثامن كونها طويلة اليد التاسع كونها تحب الزينة عند الخروج العاشر كونها مطلقة
من غيره اهـ.
هذا
آخر ما يسر الله تعالى لنا جمعه فلله الحمد والثناء على كل حال وازكى الصلاة
والتسليم على سيدنا محمد ومن والاه خير صحب وآل ونسأل الله ان يوفقنا لصالح
الأعمال وان يعم نفع هذه الكراسة الحقيرة لمن هي له من النساء والرجال آمين. قلت
كما قال:
أموت
ويبقى كل ما قد كتبته * فيا ليت من يقرأ كتابي دعا لي
FATHUL
IZAR
Karya:
KH. Abdullah Fauzi Pasuruan
بسم
الله الرحمن الرحيم
الحمد
لله الذي جل قدره وعز جاره الذي جعل النكاح سببا لبقاء نسل الأنام، ووسيلة الى
اشتباك الشعوب والأقوام، والصلاة والسلام على سيدنا محمد المصطفى صاحب العز والصدق
والوفا وعلى آله وصحبه الشرف انجوم الهدى والصفا، أما بعد:
Kitab
ini kecil dan ringkas, tapi high kualitas dan besar manfaatnya. Memuat beberapa
faidah penting tentang pernikahan, meliputi senggama, rahasia di balik waktu
melakukannya, tatacaranya, serta rahasia dan keunikan penciptaan seorang
gadis. Saya menyusun dan mengutip kitab ini dengan mengacu pada teks kitab
karanga nulama besar. Semoga Allah melimpahkan anugerah dengan mengaruniai
mereka keberuntungan dan keutamaan.
Saya
beri judul kitab ini dengan nama “Fathul Izar”, mengupas rahasia di balik waktu
senggama serta rahasia di balik penciptaan seorang gadis. Kemudian hanya
kepada Allah-lah saya memohon, semoga menjadikannya sebuah kitab yang bermanfaat
bagi kami dan kaum Muslimin. Semoga Allah menjadikannya pula sebagai bekal bagi
kami serta kedua orangtua kami di hari akhirat, dimana harta dan anak tak lagi
berguna kecuali yang datang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (QS.
asy-Syu’ara ayat 88-89).
BAB I:
ARTI SEBUAH PERNIKAHAN
Ketahuilah,
nikah itu suatu kesunnahan (perbuatan) yang disukai dan pola hidup yang
dianjurkan. Karena dengan nikah terjagalah populasi keturunan dan
lestarilah hubungan antar manusia. Allah Swt. dalam firmanNya telah
menganjurkan nikah:
فَانْكِحُوْامَا
طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ
"Maka
nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi, dua, tiga, atau
empat." (QS. an-Nisa’ ayat 3).
وَمِنْ
أَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزوَاجًا لِتَسْكُنُوْا
إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدّةً وَرَحْمَةً
“Dan
diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Ia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya. Dan
dijadikanNya di antaramu rasa kasih dan sayang." (QS. ar-Rum ayat
21).
وَأَنْكِحُوْا
اْلأَيامَى مِنْكُم والصَّالِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ
يَكُوْنُوْا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ.
"Dan
nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang
layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin maka Allah akan memampukan mereka dengan
karuniaNya." (QS. an-Nur ayat 2).
Diantara
bentuk 'kekayaan' yang dikaruniakan Allah kepada mereka ialah, sebelum seorang
laki-laki memasuki jalinan pernikahan dia hanya memiliki dua tangan, dua kaki,
dua mata dan sebagainya dari anggota tubuhnya yang masing-masing hanya
sepasang. Namun ketika ia telah terajut dalam sebuah pernikahan, maka jadilah
anggota-anggota tubuh tersebut menjadi berlipat ganda dengan sebab mendapat
tambahan dari anggota tubuh isterinya.
Tahukah
engkau bahwa ketika pengantin wanita bertanya kepada pengantin pria: “Untuk
siapakah tanganmu?” Maka pengantin pria menjawab: “Untukmu." Dan
ketika pengantin wanita bertanya kepadanya: "Untuk siapakah hidungmu?”
Maka dia menjawab: "Untukmu." Begitupula ketika pengantin wanita
bertanya kepadanya: "Untuk siapa matamu?” Dengan penuh kasih sayang dia
menjawab: "Untukmu."
يَا
مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَالْيَتَزَوَّجْ
فَإِنَّه أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ
Nabi
Saw. telah bersabda: “Wahai para pemuda, siapa diantara kalian yang sudah mampu
membiayai pernikahan, hendaklah kalian menikah. Karena sesungguhnya nikah itu
lebih mampu memejamkan pandangan (dari kemaksiatan) dan lebih menjaga
kehormatan."
Yang
dikehendaki dengan kata “ba-ah” dalam hadits di atas adalah nafkah lahir maupun
batin. Nabi Saw. juga bersabda:
تَزَوَّجُوْا
الْوَلُوْدَ الْوَدُوْدَ فَإِنِّىْ مُكَاثِرٌ بِكُمُ اْلأُمَمَ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ
"Nikahilah
olehmu wanita-wanita yang produktif (beranak) dan yang banyak kasih sayangnya
kepada suami. Karena sesungguhnya aku akan berlomba-lomba dengan kalian
memperbanyak umat di hari kiamat kelak." Serta masih banyak lagi ayat
dan hadits yang lain.
BAB
II: SENGGAMA DAN RAHASIA-RAHASIANYA
Ketahuilah
bahwa tujuan utama dari pernikahan adalah untuk mengabdi, mendekatkan diri
kepada Allah Swt., mengikuti sunnah Rasulullah Saw., dan menghasilkan
keturunan. Karena melalui pernikahan kehidupan alam ini akan lestari dan
teratur. Dan dengan meninggalkannya berarti sebuah kehancuran dan kemusnahan
alam ini.
Hal
yang maklum, takkan memanen tanpa menanam benih pada bumi, kemudian mengolah
dan merawatnya melalui teori dan teknik pertanian. Dan juga perlu waktu
beberapa lama hingga buahnya menjadi siap panen. Begitupula takkan terwujud
seorang anak dan keturunan tanpa terlebih dulu memasukkan sperma suami di dalam
indung telur isterinya. Allah Swt. berfirman:
نِسَائُكُمْ
حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ وَقَدِّمُوْا لأَِنْفُسِكُمْ
"Wanita-wanita
kamu semua adalah ladang bagimu. Maka datangilah ladangmu itu semaumu dan
kerjakanlah olehmu (amal-amal yang baik) untuk dirimu sendiri." (QS.
al-Baqarah ayat 223).
Ayat
ini turun ketika kaum Muslimin mengatakan bahwa mereka menggauli isteri mereka
dengan posisi berlutut, berdiri, terlentang, dari arah depan dan dari arah
belakang.
Menanggapi
pernyataan kaum Muslimin tersebut kaum Yahudi menyatakan: “Tidaklah melakukan
hubungan semacam itu selain menyerupai tindakan binatang, sedangkan kami
mendatangi mereka dengan satu macam posisi. Sungguh telah kami temukan ajaran
dalam Taurat bahwa setiap hubungan badan selain posisi isteri terlentang itu
kotor di hadapan Allah."
Lalu
turunlah ayat di atas, Allah hendak membantah pernyataan kaum Yahudi tersebut.
Jadi
dalam kandungan ayat ini menunjukkan diperbolehkannya seorang suami menyetubuhi
isterinya dengan cara apapun dan posisi bagaimanapun yang ia sukai. Baik dengan
cara berdiri, duduk atau terlentang. Dan dari arah manapun suami berkehendak,
dari arah atas, bawah, belakang ataupun dari arah depan. Dan boleh juga
menyetubuhinya pada waktu kapanpun suami menghendaki, siang ataupun malam hari.
Dengan catatan yang dimasuki adalah lubang vagina.
a.
Pengaruh waktu senggama:
1.
Barangsiapa menyetubuhi isterinya pada malam Jum’at, maka anak yang terlahir
akan hafal al-Quran.
2.
Barangsiapa menyetubuhi isterinya pada malam Sabtu, maka anak yang terlahir
akan bodoh.
3.
Barangsiapa menyetubuhi isterinya pada malam Ahad, maka anak yang terlahir akan
menjadi seorang pencuri atau penganiaya.
4.
Barangsiapa yang menyetubuhi isterinya pada malam Senin, maka anak yang
terlahir akan menjadi fakir atau miskin atau ridha dengan keputusan (takdir)
dan ketetapan (qadha) Allah.
5.
Barangsiapa menyetubuhi isterinya pada malam Selasa, maka anak yang terlahir
akan menjadi orang yang berbakti kepada orangtua.
6.
Barangsiapa menyetubuhi isterinya pada malam Rabu, maka anak yang terlahir akan
cerdas, berpengetahuan dan banyak bersyukur.
7.
Barangsiapa menyetubuhi isterinya pada malam Kamis, maka anak yang terlahir
akan menjadi orang yang berhati ikhlas.
8.
Barangsiapa menyetubuhi isterinya pada malam Hari Raya, maka anak yang terlahir
akan mempunyai enam jari.
9.
Barangsiapa menyetubuhi isterinya sambil bercakap-cakap, maka anak yang terlahir
akan bisu.
10.
Barangsiapa menyetubuhi isterinya dalam kegelapan, maka anak yang terlahir akan
menjadi seorang penyihir.
11.
Barangsiapa menyetubuhi isterinya dalam terangnya lampu, maka anak yang
terlahir akan berwajah tampan atau cantik.
12.
Barangsiapa menyetubuhi isterinya sambil melihat auratnya (vagina), maka anak
yang terlahir akan buta mata atau buta hatinya.
13.
Barangsiapa menyetubuhi isterinya di bawah pohon yang biasa berbuah, maka anak
yang terlahir akan terbunuh karena besi, tenggelam atau keruntuhan pohon.
b.
Senggama yang ideal:
Hendaknya
bagi seorang suami memperhatikan 4 hal berikut:
1.
Memegang kedua tangan isteri
2.
Meraba dadanya
3.
Mencium kedua pipinya
4.
Membaca Basmalah saat hendak memasukkan penis ke dalam vagina.
مَنْ
جَامَعَ زَوْجَتَهُ عِنْدَ الْحَيْضِ فَكَأَنَّمَا جَامَعَ أُمَّهُ سَبْعِيْن
مَرَّةً
Rasulullah
Saw. bersabda: “Siapa yang menyetubuhi isterinya saat ia menstruasi, maka
seolah-olah ia menyetubuhi ibunya sendiri sebanyak 70 kali."
c.
Nikmat dunia ada di wanita
Sebagian
ulama dimintai komentar tentang seberapa banyak kenikmatan dunia? Mereka
menjawab: “Kenikmatan dunia itu sangat banyak hingga tak terhitung jumlahnya.
Allah Swt. berfirman:
وَإِنْ
تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوْهَا
"Jika
kamu hendak menghitung nikmat Allah maka kalian takkan sanggup
menghitunya."
Namun
kenikmatan terhebat teringkas pada 3 macam kenikmatan; yakni mencium wanita,
menyentuhnya dan memasukkan penis ke dalam vagina."
وَنِعَمُ
الدُّنْيَا ثَلاَثٌ تُعْتَبَر # لَمْسٌ وَ تَقْبِيْلٌ وَإِدْخَالُ الذَّ كر
Seorang
penyair bersyair dalam bahar Rajaz-nya: “Kenikmatan dunia ada 3; yakni
menyentuh, mencium dan memasukkan penis."
وَنِعَمُ
الدُّنَْيَا ثَلاَثٌ تُحْصَرُ # دمَيْك كُوْلِيْت عَامْبُوْع كَارَوْ بَارعْ
تُرُوْ
Penyair
lain mengungkapkan: “Kenikmatan dunia itu teringkas dalam 3 hal; menyentuh
kulit, mencium dan tidur bersama (senggama)."
BAB
III: TATACARA DAN ETIKA SENGGAMA
Imam
as-Suyuthi dalam kitab ar-Rahmah berkata: “Ketahuilah bahwa senggama tidak baik
dilakukan kecuali bila seseorang telah bangkit syahwatnya dan bila keberadaan
sperma telah siap difungsikan. Maka jika demikian, hendaknya sperma segera
dikeluarkan layaknya mengeluarkan semua kotoran atau air besar yang dapat
menyebabkan sakit perut. Karena menahan sperma saat birahi sedang memuncak
dapat menyebabkan bahaya yang besar. Adapun efek samping terlalu sering
melakukan senggama ialah dapat mempercepat penuaan, melemahkan tenaga dan
menyebabkan tumbuhnya uban."
a.
Tatacara senggama
Antara
lain; isteri tidur terlentang dan suami berada di atasnya. Posisi ini merupakan
cara yang paling baik dalam senggama. Selanjutnya suami melakukan cumbuan
ringan (foreplay) berupa mendekap, mencium, dan lain sebagainya. Hingga saat
sang isteri bangkit birahinya, masukanlah dzakar suami dan
menggesek-gesekkannya pada liang vagina.
Ketika
suami mengalami klimaks (ejakulasi), janganlah terburu mencabut dzakarnya,
melainkan menahannya beberapa saat disertai mendekap isteri dengan mesra.
Setelah kondisi tubuh suami sudah tenang, maka cabutlah dzakar dari vagina
isteri dengan mendoyongkan tubuhnya ke samping kanan. Menurut para ulama,
demikian itu upaya untuk memiliki anak laki-laki.
Selesai
bersenggama hendaknya keduanya mengelap alat kelamin masing-masing dengan dua
buah kain, satu untuk suami dan yang lain untuk isteri. Jangan sampai keduanya
menggunakan satu kain karena hal itu dapat memicu pertengkaran.
Bersenggama
yang paling baik adalah senggama yang diiringi dengan sifat agresif, kerelaan
hati dan masih menyisakan syahwat. Sedangkan senggama yang jelek adalah
senggama yang diiringi dengan badan gemetar, gelisah, anggota badan terasa
mati, pingsan, dan istri merasa kecewa terhadap suami walaupun ia mencintainya.
Demikian inilah keterangan yang sudah mencukupi terhadap tatacara senggama yang
paling benar.
b.
Etika senggama
Ada
beberapa etika senggama yang harus diperhatikan oleh suami. Meliputi 3 macam
sebelum/saat melakukannya dan 3 macam sesudahnya.
1.
Etika sebelum senggama:
a).
Mendahului dengan bercumbu (foreplay) agar hati isteri tidak tertekan dan mudah
melampiaskan hasratnya. Sampai ketika nafasnya naik turun serta tubuhnya
menggeliat dan ia minta dekapan suaminya, maka rapatkanlah tubuh (suami) ke
tubuh isteri.
b).
Menjaga etika saat hendak senggama. Maka janganlah menyutubuhi isteri dengan
posisi berlutut, karena hal demikian sangat memberatkannya. Atau dengan posisi
tidur miring karena dapat menyebabkan sakit pinggang. Dan jangan memposisikan
isteri berada di atasnya, karena dapat mengakibatkan kencing batu. Akan tetapi
posisi senggama yang paling bagus adalah meletakkan isteri dalam posisi
terlentang dengan kepala lebih rendah daripada pantatnya. Dan pantatnya
diganjal dengan bantal serta kedua pahanya diangkat dan dibuka lebar-lebar.
Sementara suami mendatangi isteri dari atas dengan bertumpu pada sikunya.
Posisi inilah yang dipilih oleh para fuqaha dan para dokter.
c).
Beretika saat hendak memasukkan dzakar. Yaitu dengan membaca ta’awudz dan
basmalah. Disamping itu gosok-gosokkan penis di sekitar vagina, meremas
payudara dan hal lainnya yang dapat membangkitkan syahwat isteri.
2.
Etika saat senggama:
a).
Senggama dilakukan secara pelan-pelan dan tidak tergesa-gesa (ritmis).
b).
Menahan keluarnya mani (ejakulasi) saat birahi bangkit, menunggu sampai isteri mengalami
inzal (orgasme). Yang demikian dapat menciptakan rasa cinta di hati.
c).
Tidak terburu-buru mencabut dzakar ketika ia merasa isteri akan keluar mani,
karena hal itu dapat melemahkan ketegangan dzakar. Juga jangan melakukan ‘azl
(mengeluarkan mani di luar vagina) karena hal itu merugikan pihak isteri.
3.
Etika setelah senggama:
a).
Meminta isteri tidur miring ke arah kanan agar anak yang dilahirkan kelak
berjenis kelamin laki-laki, insya Allah. Bila isteri tidur miring ke arah kiri
maka anak yang dilahirkan kelak berjenis kelamin perempuan. Hal ini berdasarkan
hasil uji coba riset.
b).
Suami membaca dzikir dalam hati sesuai yang diajarkan Nabi, yaitu:
اَلْحَمْدُلِلَّهِ
الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصهْرًا وَكَانَ رُبُّكَ
قَدِيْرًا (الفرقان : 54)
“Segala
puji milik Allah yang telah menciptakan manusia dari air, untuk kemudian
menjadikannya keturunan dan mushaharah. Dan adalah Tuhanmu itu Mahakuasa.” (QS.
al-Furqan ayat 54).
c).
Berwudhu ketika hendak tidur (dihukumi sunnah) dan membasuh dzakar bila hendak
mengulangi senggama.
Dikutip
dari sumber yang dapat dipercaya bahwa, barangsiapa saat menyetubuhi isterinya
didahului dengan membaca basmalah, surat al-Ikhlas, takbir, tahlil dan
membaca:
بِسْمِ
اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ اَللّهُمَّ اجْعَلْهَا ذُرّ ِيَّةً طَيِّبَِةً إِنْ
كُنْتَ قَدَّرْتَ أَنْ تُخْرِجَ مِنْ صَلْبِىْ اَللّهُمَّ جَنِّبْنِىْ
الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشّيَْطَانَ مَا رَزَقْتَنِىْ
Kemudian
suami menyuruh isterinya tidur miring ke arah kanan, maka jika ditakdirkan
mengandung isterinya akan melahirkan anak berjenis kelamin laki-laki dengan
izin Allah." Saya telah mengamalkan dzikir serta teori ini, dan saya pun
menemukan kebenarannya tanpa ada keraguan. Dan hanya dari Allah-lah pertolongan
itu. Demikian adalah penggalan komentar Imam as-Suyuthi.
Sebagian
ulama mengatakan: “Barangsiapa menyetubuhi isterinya lalu ketika merasa akan
keluar mani (ejakulasi) ia membaca dzikir:
لاَ
يُدْرِكُهُ اْلأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ اْلأَبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيْفُ
اْلخَبِيْرُ.
Maka
jika ditakdirkan mengandung, isterinya akan melahirkan anak yang mengungguli
kedua orangtuanya dalam hal ilmu, sikap dan amalnya, insya Allah.”
Penulis
kitab Hasyiah al-Bujairami 'ala al-Khathib, tepatnya dalam sebuah faidah,
menyatakan: "Saya melihat tulisan Syaikh al-Azraqi yang diriwayatkan dari
Rasulullah Saw., di sana tertulis bahwa seseorang yang menghendaki isterinya
melahirkan anak laki-laki maka hendaknya ia meletakkan tangannya pada perut
isterinya di awal kehamilannya sembari membaca doa:
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ اَللهُمَّ إِنِّي أُسَمِّيْ مَا فِيْ بَطْنِهَا
مُحَمَّدًا فَاجْعَلْهُ لِيْ ذَكَرًا.
Maka
kelak anak yang dilahirkan akan berjenis kelamin laki-laki. Insya Allah
mujarab.
BAB
IV: DOA-DOA SENGGAMA
وَقَدِّمُوْالأَِنْفُسِكُمْ
"Dan
kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu.” (QS. al-Baqarah ayat 223).
Maksud
dari ayat ini adalah, "Carilah pahala yang tersediakan untuk kamu semua
sepertihalnya membaca basmalah dan berniat mendapatkan anak ketika melakukan
senggama." Diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
مَنْ
قَالَ بِسْمِ اللهِ عِنْدَ الْجِمَاعِ فَأَتَاهُ وَلَدٌ فَلَهُ حَسَنَاتٌ بِعَدَدِ
أَنْفَاسِ ذَلِكَ الْوَلَدِ وَعَدَدِ عَقِبِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Siapa
membaca basmalah ketika akan melakukan senggama kemudian dari senggama itu dia
dikaruniai seorang anak maka dia memperoleh pahala sebanyak nafas anak tersebut
dan keturunannya sampai hari kiamat."
:خِيَارُكُمْخِيَارُكُمْ
لِنِسَائِهِمْ
Nabi
Saw. juga bersabda: “Manusia yang paling baik diantara kalian adalah yang
paling baik terhadap isterinya.”
Dalam
masalah ini para ulama memiliki urut-urutan yang mengagumkan, yaitu:
1.
Ketika suami akan menyetubuhi isteri hendaknya lebih dulu membaca salam:
اَلسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ يَا بَابَ الرَّحْمنِ
Lantas
isteri menjawab:
وَعَلَيْكُمُ
السَّلاَمُ يَا سَيِّدَ اْلأَمِيْنِ
2.
Selanjutnya suami meraih kedua tangan isterinya seraya membaca:
رَضِيْتُ
بِا للهِ رَبَّا
3.
Kemudian ia meremas-remas kedua payudara isterinya seraya membaca dalam hati:
أَللّهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
4.
Dilanjutkan mengecup kening isterinya seraya membaca dalam hati:
يَالَطِيْفُ
اَلله نُوْرُ عَلَى نُوْرٍ شَهِدَ النُّوْرَ عَلَى مَنْ يَشَاءُ
5.
Setelah itu suami memiringkan kepalai steri ke kiri sambil mencium dan meniup
telinga sebelah kanan, dilanjutkan memiringkan kepala isteri ke kanan sambil
mencium dan meniup telinga yang sebelah kiri, seraya membaca dalam hati:
فِىْ
سَمْعِكِ الله ُسَمِيْعٌ
6.
Sesudah itu kecup kedua mata isteri mulai dari mata sebelah kanan hingga mata
sebelah kiri seraya membaca dalam hati:
اَللّهُمَّ
إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِيْنًا
7.
Selanjutnya suami mencium kedua pipi isteri dimulai pipi sebelah kanan sampai
pipi sebelah kiri seraya membaca dalam hati:
يَاكَرِيْمُ
يَا رَحْمنُ يَا رَحِيْمُ يَا اَللهُ
8.
Kemudian mengecup hidungnya seraya membaca dalam hati:
فَرَوْحٌ
وَرَيْحَانٌ وَّجَنَّةُ نَعِيْمٍ
9.
Sesudah itu kecup pundak isteri seraya membaca dalam hati:
يَارَحْمنَ
الدُّنْيَا يَا رَحِيْمَ اْلأَخِرَةِ
10.
Setelah itu kecup leher isteri seraya membaca dalam hati:
اَللهُ
نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ
11.
Selanjutnya kecup dagu isteri seraya membaca dalam hati:
نُوْرُ
حَبِيْبِ الإِيْمَانِ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ
12.
Kemudian kecup kedua telapak tangan isteri dimulai sebelah kanan hingga yang
sebelah kiri seraya membaca dalam hati:
مَا
كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى
13.
Berikutnya kecup bagian di antara kedua payudara isteri seraya membaca
dalam hati:
وَأَلْقَيْتُ
عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِنِّيْ
14.
Dan kemudian kecup dada isteri bagian kiri tepat pada hatinya seraya
membaca dalam hati:
يَاحَيُّ
يَا قَيُّوْمُ
BAB
V: RAHASIA DI BALIK PENCIPTAAN KEPERAWANAN
Para
ahli firasat dan ilmuwan ahli kewanitaan mengataka bahwa:
*
Bila mulut seorang perawan lebar, pertanda vaginanya juga lebar.
*
Bila mulutnya kecil, pertanda vaginanya juga kecil.
Seorang
penyair dalam bahar Thawil-nya menyatakan:
إِذَا
ضَاقَ فَمُ الْبِكْرِ ضَاقَتْ فُرُوْجُهَا وَكَانَ لِفَمِهَا شِعَارٌ لِفَرْجِهَا
“Bila
seorang perawan sempit mulutnya, maka sempit pula vaginanya. Hal itu karena
mulut seorang perawan menjadi pertanda dari bentuk dan keadaan vaginanya.”
*
Bila kedua bibir perawan tebal, pertanda kedua bibir vaginanya tebal.
*
Bila kedua bibirnya tipis, pertanda kedua bibir vaginanya juga tipis.
*
Bila bibir mulut bagian bawah tipis, pertanda vaginanya kecil.
*
Bila mulut/lidahnya sangat merah, pertanda vaginanya kering.
*
Bila mancung hidungnya, pertanda tidak begitu berhasrat untuk senggama.
*
Bila dagunya panjang, pertanda vaginanya menganga dan sedikit bulunya.
*
Bila alisnya tipis, pertanda posisi vaginanya agak ke dalam.
*
Bila raut wajahnya lebar dan lehernya besar, pertanda pantatnya kecil dan
vaginanya besar serta sempit.
*
Bila telapak kaki bagian luar serta badannya berlemak (gemuk), pertanda besar
vaginanya.
*
Bila kedua betisnya tebal dan keras, pertanda birahinya besar dan tidak sabaran
untuk senggama.
*
Bila matanya tampak bercelak dan lebar, pertanda sempit rahimnya.
*
Bila pantatnya kecil serta bahunya besar, pertanda besar vaginanya.
Para
ulama bijak bestari mengatakan: “Barangsiapa menjumpai 10 karakter pada diri
seorang wanita, maka janganlah menikahinya. Yaitu; 1). Wanita yang sangat
pendek tubuhnya. 2). Wanita yang berambut pendek. 3). Wanita yang
sangat tinggi postur tubuhnya. 4). Wanita yang cerewet. 5). Wanita
yang tidak produktif (mandul). 6). Wanita yang bengis (judes).
7). Wanita yang berlebihan dan boros. 8). Wanita yang bertangan
panjang (Jawa: cluthak). 9). Wanita yang suka berhias ketika keluar rumah.
10). Wanita janda sebab dicerai suaminya."
Sampailah
kita di penghujung, dimana Allah telah memberikan kemudahan kepada kami dalam
menyusunnya. Segala puji dan sanjungan tersembahkan atasNya dalam segala
kondisi. Shalawat serta salam yang teristimewa semoga tetap
tercurahlimpahkan atas junjungan kita Nabi Agung Muhammad Saw. Semoga tercurah
puka kepada orang yang mengikutinya, yakni para sahabat dan
keluarganya. Semoga Allah meratakan kemanfaatan kitab kecil ini pada kaum
pria maupun wanita. Aamin.
Akhirnya
kami hanya bisa berpesan sebagaimana kata seorang penyair: "Aku kan
mengalami mati, namun tulisanku kan tetap. Kuberharap kiranya orang yang
membaca tulisanku ini mau mendoakanku.” (Sya'roni
As-Samfuriy, Mabes Jones Cikarang Utara Jum'at 09 Oktober 2015).